Gorontalo, 15 Desember 2025
Provinsi Gorontalo mencatat tonggak penting dalam penguatan layanan kesehatan rujukan dengan keberhasilan pelaksanaan bedah jantung terbuka perdana Coronary Artery Bypass Graft (CABG) di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe. Capaian ini menempatkan Gorontalo sebagai provinsi ke-30 di Indonesia yang mampu menyelenggarakan layanan bedah pintas arteri koroner.
Tindakan bedah perdana ini dilaksanakan pada 12–13 Desember 2025 dengan pendampingan langsung tim dokter RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita melalui skema proctoring. Dua pasien asal Kota Gorontalo dengan diagnosis penyakit jantung koroner kompleks berhasil menjalani operasi dan saat ini dalam kondisi stabil di bawah pemantauan intensif tim medis.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa keberhasilan ini menjadi langkah penting dalam pemerataan layanan jantung nasional. Ia mengapresiasi kerja keras RSUD Aloei Saboe, tenaga medis, serta tim RSJPD Harapan Kita yang menghadirkan layanan bedah jantung terbuka di Gorontalo.
“Setiap tahun sekitar 264 ribu orang meninggal akibat penyakit jantung. Artinya, hampir setiap dua menit satu orang meninggal. Penanganan harus cepat, idealnya kurang dari enam jam,” ujar Menkes.
Ia menekankan, ketersediaan layanan jantung di daerah sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa.
“Kalau serangan jantung ditangani di atas enam jam, kemungkinan hidupnya jauh lebih kecil. Itulah sebabnya layanan jantung harus tersedia merata, tidak mungkin pasien dari Gorontalo harus dirujuk jauh ke Makassar karena pasti sudah terlambat,” tegasnya.
Menkes juga mengingatkan bahwa keberhasilan perdana harus diikuti dengan keberlanjutan layanan dan kemandirian rumah sakit daerah.
“Rumah sakit yang sudah mulai harus terus melakukan secara rutin. Jangan berhenti di tahap perdana,” ujarnya.
Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk mendukung penuh keberlanjutan layanan bedah jantung terbuka di RSUD Aloei Saboe. Ia menyebut keberhasilan ini sebagai hasil kolaborasi lintas pihak dan dukungan Kementerian Kesehatan.
“Kami siap mendukung dan menjalankan program ini sambil terus membenahi serta melengkapi seluruh kebutuhan dan peralatan. Insyaallah akan kita kolaborasikan ke depan agar layanan bedah jantung ini terus berlanjut dan tidak hanya berhenti pada perdananya saja,” ujar Gubernur.
Salah satu pasien bedah jantung terbuka perdana, Munawil (40), mengaku bersyukur dapat menjalani operasi di Gorontalo tanpa harus dirujuk ke luar daerah. Munawil memiliki kebiasaan merokok di masa lalu, ditambah riwayat penyakit jantung dari kedua orang tuanya. Meski masih dalam masa pemulihan, kondisinya berangsur membaik dan napasnya terasa lebih lega.
“Alhamdulillah, saya senang sekali karena bisa dioperasi di Gorontalo, jadi tidak perlu lagi jauh-jauh ke Jakarta atau Makassar,” ujar Munawil.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI.Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (DJ/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM