Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Fellowship TBC: Solusi Atasi Kekurangan Dokter Spesialis Paru di Indonesia

179

Jakarta, 12 Juni 2025

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI memperkuat program fellowship tuberkulosis (TBC) dan infeksi mikobakterium lainnya sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis paru di Indonesia. Program ini diharapkan dapat mempercepat pemerataan tenaga ahli dalam penanganan TBC, yang masih menjadi masalah serius baik di tingkat nasional maupun global.

Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, menegaskan bahwa penanganan TBC merupakan salah satu mandat prioritas dari Presiden Prabowo Subianto kepada Kementerian Kesehatan.

“Kita berupaya menurunkan angka tuberkulosis ini hingga 50 persen,” ujarnya.

TBC masih menjadi penyebab jutaan kematian setiap tahun, terutama pada kelompok usia produktif. Selain berdampak pada kesehatan, TBC juga memberikan beban besar terhadap ekonomi nasional.

Untuk itu, pemerintah menetapkan penanggulangan TBC sebagai prioritas nasional lintas sektor—mulai dari dunia pendidikan, praktisi kesehatan, hingga peran aktif masyarakat dan LSM.

Salah satu langkah strategis adalah peningkatan profesionalisme dokter melalui program fellowship.

“Program fellowship ini menjadi program penting terutama bagi masyarakat di daerah untuk menangani TBC secara paripurna,” ujar Prof. Dante.

Saat ini, tiga pusat fellowship telah berjalan di Jakarta, Surabaya, dan Medan, dengan jumlah lulusan sekitar 10–11 dokter per semester. Namun, Indonesia baru memiliki sekitar 360 dokter spesialis paru secara nasional.

“Kalau tidak dipercepat melalui fellowship ini, kita tidak bisa mengharapkan seluruh kabupaten kota di Indonesia yang berjumlah 514 memiliki dokter spesialis paru,” jelasnya.

Direktur Utama RS Persahabatan Prof. dr. Agus Dwi Susanto menyambut positif program ini. Ia mengatakan RS Persahabatan telah memiliki laboratorium mikrobiologi yang terstandar dan poliklinik terpadu untuk TBC dan non-TBC dalam satu gedung.

Ruangan ini menggunakan mekanisme tekanan negatif dan kita juga sudah mendapatkan standar akreditasi.

“Kami siap mendukung program fellowship yang bekerja sama dengan kolegium mikrobiologi klinik,” tuturnya.

Ketua Kolegium Mikrobiologi Klinik, dr. Yulia Rosa Saharman, menyatakan program ini penting untuk mempercepat pemerataan dokter spesialis mikrobiologi klinik, khususnya di luar Pulau Jawa.

“Kami menekankan pentingnya mikrobiologi klinik berjenjang mulai tingkat dasar hingga tingkat lanjut agar diagnosis cepat dan akurat dapat diakses seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Yulia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung keberlanjutan program ini.

“Kami memohon arahan dan dukungan dari Kementerian Kesehatan agar program bisa berjalan secara berkesinambungan dan menjadi bagian integral dari transformasi sistem pelayanan laboratorium klinis nasional,” katanya.

Ketua Konsil Kesehatan Indonesia (KKI), drg. Arianti Anaya, menegaskan bahwa KKI aktif menyusun standar kompetensi, profesi, serta kurikulum pelatihan terkait TBC bersama kolegium.

“Program ini dikelola oleh Kolegium Mikrobiologi di bawah KKI, bekerja sama dengan rumah sakit pendidikan seperti RS Persahabatan,” ujarnya.

Ia berharap program ini dapat terus dikembangkan hingga ke jenjang kompetensi yang lebih tinggi, sebagai solusi konkret mengisi kekosongan dokter spesialis maupun subspesialis.

“Ini adalah program besar yang dilakukan kolegium untuk menyegerakan solusi bagi kebutuhan tenaga kesehatan,” tuturnya

Ketua Kolegium Kesehatan Indonesia, dr. Supriyanto Dharmoredjo, menambahkan bahwa fellowship TBC merupakan bagian dari strategi nasional eliminasi TBC 2030. Model pengembangan SDM berbasis kebutuhan nasional terus diperluas dan diintegrasikan dengan transformasi sistem kesehatan.

“Kami percaya sinergi antar institusi adalah kunci sukses pembangunan kesehatan berbasis SDM yang kokoh dan berkelanjutan,” katanya.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (D2/SK)

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik

Aji Muhawarman, ST, MKM

Artikel Sebelumnya
Perawat Melek Digital, UI Hadirkan Inovasi Teknologi Kesehatan
Artikel Selanjutnya
Ditemukan Banyak Kasus Hipertensi, Diabetes dan Masalah Gigi Saat Cek Kesehatan Gratis

RILIS KEMENTERIAN KESEHATAN


KALENDER KEGIATAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950
Indonesia

Ikuti Kami:

© 2025