Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes RI Luncurkan One Stop Solution Uji Klinis, Indonesia Clinical Research Center (INA-CRC)

499

Jakarta, 16 Oktober 2024

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia resmi meluncurkan Indonesia Clinical Research Center (INA-CRC) sebagai fasilitator uji klinis terintegrasi di Gedung Eijkman, Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Rabu (16/10/2024) hari ini. Peluncuran INA-CRC ini diharapkan membuka akses terhadap obat dan vaksin baru serta inovatif yang aman bagi rakyat Indonesia.

INA-CRC yang diluncurkan berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan dioperasikan oleh Balai Besar Biomedis dan Genomika Kesehatan (BB Binomika).

Dalam sambutannya, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Prof. Dante Saksono Harbuwono menyatakan, peluncuran INA-CRC merupakan langkah maju menuju transformasi penelitian klinis dan menempatkan Indonesia sebagai pusat penelitian klinis bertaraf internasional.

“Kita telah melihat kemajuan pesat di negara-negara tetangga, Thailand misalnya, berhasil meningkatkan jumlah uji klinis mereka hingga 75% dalam satu dekade terakhir melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi internasional,” kata Prof. Dante.

Prof. Dante mengatakan, peluncuran INA-CRC memberikan peluang untuk melampaui pencapaian negara-negara tetangga, dengan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia, seperti keunggulan demografis serta keragaman genetik dan epigenetik yang unik.

“Ini menjadikan kita sangat ideal untuk mengembangkan terapi inovatif seperti terapi gen, peluang tersebut memungkinkan untuk menciptakan pengobatan yang sesuai dengan karakteristik genetik dan lingkungan lokal, sehingga dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia,” kata dia.

Peluncuran INA-CRC ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.01.07/MENKES/1458/2023 tentang Penyelenggaraan Penelitian Klinik di Rumah Sakit, dengan tujuan memfasilitasi dan mengoordinasikan Clinical Research Units (CRU) di seluruh rumah sakit di Indonesia.

Dalam jangka panjang, INA-CRC diharapkan dapat memberikan dukungan kepada sekitar 3.000 rumah sakit di seluruh Indonesia, serta berperan sebagai pemain kunci dalam pengembangan inovasi medis global.

“Dengan kehadiran INA-CRC sebagai one-stop-solution yang mengkoordinasikan CRU dari rumah sakit di Indonesia, termasuk komite etik sentral untuk penelitian klinis multi-center, diharapkan dapat mempersingkat proses birokrasi penelitian klinis di Indonesia dan meningkatkan daya saing serta daya tarik (competitiveness & attractiveness) Indonesia sebagai destinasi penelitian klinis bagi industri domestik maupun internasional,” ucap Prof. Dante.

Prof. Dante juga menekankan bahwa jumlah uji klinis di Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, masih belum optimal dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

“Padahal, Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadi destinasi uji klinis yang atraktif berkat aset populasi yang besar, fasilitas kesehatan yang mumpuni, serta beragam jenis penyakit yang dapat dijadikan objek penelitian,” kata dia.

Dengan kehadiran INA-CRC, diharapkan Indonesia dapat memiliki akses cepat dan efisien terhadap inovasi bioteknologi terbaru, seperti yang ditunjukkan oleh studi kasus uji klinis vaksin kanker mRNA.

Hanya 18% dari obat baru yang diluncurkan sejak 2012 tersedia di Indonesia, dan hanya 4% dari seluruh uji klinis di Asia Tenggara dilakukan di Indonesia, meskipun lebih dari 40% populasi Asia Tenggara berada di Indonesia. Pada 2018, Indonesia hanya mengelola 414 uji klinis dibandingkan dengan 2.300 uji klinis di Thailand.

“Pandemi COVID-19 menjadi wake-up call akan urgensi dan pentingnya ekosistem uji klinis yang kuat dalam menjaga ketahanan kesehatan bangsa. Sejak saat itu, Kementerian Kesehatan telah mengambil langkah-langkah strategis untuk membangun fondasi ekosistem uji klinis yang lebih kuat di Indonesia,” ujar Wamenkes.

Indonesia kini sedang melakukan tiga uji vaksin TBC sebagai bagian dari upaya pengentasan tuberkulosis di tanah air.

Di sisi lain, INA-CRC menawarkan berbagai layanan strategis untuk mendukung pengembangan riset klinis di Indonesia, termasuk memfasilitasi penelitian klinis di seluruh wilayah Indonesia, pengembangan registri penelitian klinis nasional, peningkatan kapasitas CRU, penyederhanaan proses persetujuan etik melalui komisi etik sentral, serta penyediaan template perjanjian penelitian untuk mempercepat proses legal dan administrasi termasuk memfasilitasi kelancaran transfer material riset.

Sebagai bagian dari inisiatif strategis ini, Tony Blair Institute for Global Change (TBI) Indonesia bertindak sebagai knowledge partner yang mendukung pengembangan kapasitas penelitian klinis dan inovasi kesehatan, serta peningkatan daya saing Indonesia dalam riset klinis di tingkat global. Hal ini juga sejalan dengan agenda transformasi kesehatan nasional, yang bertujuan meningkatkan kualitas layanan kesehatan sekunder dan tersier di Indonesia.

Dengan peluncuran INA-CRC, Indonesia berkomitmen menjadi pemain kunci dalam penelitian klinis global, mempercepat inovasi kesehatan, dan meningkatkan daya saing nasional di sektor kesehatan.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

 

 

Artikel Sebelumnya
SATUSEHAT Logistik untuk Monitoring Distribusi Vaksin dan Obat-Obatan
Artikel Selanjutnya
Cegah Resistansi Antimikroba: Waktunya Ubah Kebiasaan

RILIS KEMENTERIAN KESEHATAN


KALENDER KEGIATAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950
Indonesia

Ikuti Kami:

© 2024