Kanker merupakan penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Pusat observasi global atau Globocan, terdapat lebih dari 408.661 kasus baru dan hampir 242.099 kematian di Indonesia pada tahun 2022, dengan jumlah kematian tertinggi diakibatkan oleh kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, kanker kolorektal dan kanker hati. Jumlah kasus tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara dan pada laki-laki adalah kanker paru. Data epidemiologi tersebut sejalan dengan data registrasi kanker nasional berbasis rumah sakit (hospital-based cancer registry atau HBCR) yang bearasal dari 26 kabupaten/kota di 14 provinsi untuk kasus tahun 2008-2017. Selain itu, data prevalensi kanker yang berasal dari BPJS Kesehatan tahun 2022 menunjukkan kecenderungan yang sama.
Berkaitan dengan data epidemiologi dan beban kanker tersebut, Rencana Kanker Nasional fokus pada penanganan enam jenis kanker yaitu kanker payudara, leher rahim, paru, kolorektal, hati serta kanker pada populasi anak (<18 tahun). Meskipun jumlah kasus kanker pada anak hanya sekitar 3-5% dari seluruh kanker di Indonesia, kanker anak juga dipilih sebagai prioritas karena menurut pengalaman global, enam jenis kanker yang umum diderita oleh anak dapat diobati (highly curable) melalui akses diagnostik, terapi yang adekuat, serta adanya layanan dukungan yang memadai.
Pembiayaan beban kanker di Indonesia terus meningkat, dari posisi kesembilan pada tahun 1990 menjadi posisi kedua pada tahun 2019. Selain berdampak pada beban pembiayaan pada sistem kesehatan, kanker juga memiliki dampak finansial pada pasien dan penyintas kanker. Berdasarkan studi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo memperlihatkan meskipun pasien mendapatkan manfaat JKN melalui BPJS Kesehatan, 79% dari responden mengalami toksisitas finansial dalam pemenuhan kebutuhan dasar rumah tangga sehari-hari. Salah satunya disebabkan karena tidak semua pemeriksaan diagnostik dan pengobatan esensial kanker ditanggung oleh program JKN. Inisiatif pemerintah melalui Rencana Kanker Nasional diharapkan dapat mengurangi beban pembiayaan kanker yang diprediksi akan terus meningkat.
Pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki indikator kesehatan nasional di Indonesia melalui enam pilar transformasi kesehatan. Enam pilar transformasi kesehatan ini menjadi arah dan kebijakan pembangunan kesehatan Indonesia, termasuk dalam upaya penanganan kanker. Dalam merumuskan strategi Rencana Kanker Nasional, terlebih dahulu dilakukan analisa situasi untuk memahami kondisi terkini pelayanan kanker nasional. Analisa situasi dilakukan dengan mengupas berbagai aspek dan upaya layanan kanker di masing-masing pilar transformasi kesehatan.