Sidoarjo, 9 November 2025
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya peran organisasi masyarakat dalam memperkuat gerakan kesehatan melalui pendekatan dakwah. Pesan itu ia sampaikan dalam kegiatan Konsolidasi Nasional: Penguatan Kepemimpinan Majelis Kesehatan untuk Percepatan Aksi Dakwah Kesehatan Aisyiyah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Minggu (9/11).
Menkes menyampaikan bahwa keberhasilan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang sehat dan produktif. Ia menekankan, bangsa yang gagal menjaga kesehatan penduduk di masa bonus demografi akan sulit keluar dari kategori negara berpendapatan menengah.
“Kalau kita tidak bisa menjaga kesehatan masyarakat saat bonus demografi, maka anak-cucu kita akan hidup sebagai bangsa menengah selamanya. Itu dosa generasi kita,” tegasnya.
Menkes mengapresiasi Aisyiyah yang sejak awal berdiri telah menjadikan pendidikan dan kesehatan sebagai pilar dakwah. Menurutnya, pendekatan ini sejalan dengan arah Transformasi Kesehatan Nasional yang kini digalakkan pemerintah.
“Apa yang saya perjuangkan hari ini sudah dipikirkan oleh Kiai Ahmad Dahlan sejak tahun 1912. Dakwah lewat pendidikan dan kesehatan adalah strategi visioner yang luar biasa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menkes menegaskan bahwa fokus pembangunan kesehatan bukan hanya pengobatan, melainkan upaya promotif dan preventif agar masyarakat tetap sehat.
“Tugas kita bukan mengobati orang sakit, tetapi menjaga agar masyarakat tetap sehat. Karena itu, Aisyiyah punya peran besar dalam mengedukasi keluarga dan masyarakat tentang hidup sehat,” jelasnya.
Ia juga mengajak seluruh pimpinan dan kader Aisyiyah di Indonesia menjadikan dakwah kesehatan sebagai budaya organisasi.
“Sehatkanlah warga Muhammadiyah dan masyarakat sekitarnya. Jadikan setiap ranting dan cabang Aisyiyah sebagai teladan hidup sehat. Kalau semua masyarakat sehat, insha Allah bangsa ini akan sejahtera,” pungkasnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, Dr. Siti Noordjannah Djohantini, menegaskan bahwa dakwah di bidang kesehatan merupakan bagian fundamental dari misi Aisyiyah sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan. Ia memaparkan berbagai inisiatif Aisyiyah di bidang kesehatan, seperti kerja sama dengan puskesmas dalam pelayanan ibu dan anak, promosi gizi dan imunisasi, serta advokasi pentingnya Kartu Identitas Anak (KIA).
“Bagi sebagian orang, urusan seperti KIA mungkin dianggap kecil. Tapi bagi kami, itu bagian penting dari dakwah kemanusiaan—memastikan setiap anak di negeri ini diakui dan mendapatkan haknya,” tuturnya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Dr. Hidayatulloh, M.Si, juga menyampaikan komitmen Umsida untuk berkontribusi dalam peningkatan layanan kesehatan masyarakat melalui pembangunan Rumah Sakit Umum dengan keunggulan di bidang gigi dan mulut. Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat layanan masyarakat sekaligus sarana pendidikan klinik bagi mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi.
___
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI.Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (DJ/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM