Makkah, 11 Juli 2024
Kecukupan asupan gizi sangat dibutuhkan oleh petugas kesehatan dan jemaah haji dalam menjalankan aktivitas kesehariannya di tanah suci. Menyadari hal tersebut, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menyediakan pelayanan gizi bagi petugas kesehatan haji, jemaah haji sakit, dan pendampingnya.
Tujuan pelayanan gizi bagi petugas haji, yakni memenuhi kebutuhan gizi agar tubuh tetap bugar selama bertugas. Sementara bagi jemaah haji sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi selama menjalani perawatan di KKHI.
Pemenuhan kebutuhan gizi dengan memperhatikan kebutuhan metabolisme tubuh, meningkatkan kesehatan, dan mengoreksi kelainan metabolisme sehingga kegiatan pelayanan gizi dapat bersifat kuratif, promotif, dan preventif. “Serta, mempercepat proses penyembuhan hingga jemaah haji dapat melanjutkan prosesi ibadah haji,” kata Penanggung Jawab Instalasi Gizi KKHI Mekkah Sri Dalyanti SKM, MKM di KKHI, Rabu (10/7).
Lebih lanjut Sri mengungkapkan Pelayanan gizi bagi petugas kesehatan dan Jemaah haji sakit serta pendampingnya di KKHI meliputi, merencanakan dan menyusun standar, pola serta siklus menu, melakukan skrining dan asesmen gizi pada jemaah sakit, serta memberikan edukasi dan konseling gizi untuk meningkatkan pengetahuan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan jemaah haji sakit.
Sri mengungkapkan, pelayanan gizi bagi petugas kesehatan dan jemaah haji sakit serta pendampingnya di KKHI meliputi perencanaan dan penyusunan standar, pola, dan siklus menu. KKHI juga melakukan skrining dan asesmen gizi pada jemaah sakit. Selain itu, pemberian edukasi dan konseling gizi untuk meningkatkan pengetahuan untuk mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan jemaah haji sakit.
”Ahli gizi akan mengunjungi pasien yang dirawat inap untuk memberikan edukasi kepada para jemaah serta memastikan apakah jemaah haji sakit mengkonsumsi makanan yang diberikan,” tutur Sri.
Sri mengatakan ahli gizi juga merancang intervensi gizi dengan pemberian makanan bagi jemaah haji yang dirawat di KKHI. Intervensi gizi ini meliputi modifikasi kebutuhan gizi, jenis diet, bentuk makanan, komposisi zat gizi, dan frekuensi makan sesuai kondisi jemaah haji sakit.
Dalam penyajian makanan untuk jemaah yang sakit, Sri menjelaskan, ahli gizi akan berkoordinasi dengan petugas yang menyajikan makanan atau Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK) mengenai rencana pemberian makan dan daftar resep diet khusus. Koordinasi dilakukan baik secara lisan maupun tulisan.
Sri mengungkapkan, ahli gizi juga akan memesan makanan kepada pihak katering sesuai jenis, jumlah, kualitas, dan spesifikasi yang telah ditentukan. Sebelum didistribusikan, ahli gizi akan melakukan pengecekan makanan yang diterima untuk memastikan bahwa jenis, jumlah, kualitas dan spesifikasi makanan yang dipesan sudah sesuai. Jika ada ketidaksesuaian, makanan akan dikembalikan dan diminta penggantiannya.
Selain itu, ahli gizi menyiapkan makanan sesuai diet dan menghitung kuantitas makanan sesuai dengan jumlah jemaah. ”Di KKHI, ahli gizi akan berkoordinasi dengan dokter mengenai diagnosa pasiennya untuk menentukan makanan yang harus dikonsumsi oleh jemaah yang sakit dan mengkoordinasikannya dengan katering yang sudah ditentukan,” kata Sri.
Sri mengimbau kepada jemaah haji yang sedang dirawat di KKHI agar memakan makanan yang sudah disediakan karena komposisi gizi sudah disesuaikan dengan kebutuhan asupan harian. “Selain itu, jemaah juga diminta memperbanyak konsumsi sayur, buah, serta air putih,” kata dia.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email [email protected] (sev).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
Siti Nadia Tarmizi, M.Epid