Jenewa, 21 Mei 2025
Menteri Kesehatan RI dan Presiden WHA ke-78 (Menteri Kesehatan Filipina) secara bersama menyelenggarakan side event tingkat tinggi yang bertajuk “Driving Health Transformation: Promoting Healthy Lives and Wellbeing for All”.
Side event World Health Assembly (WHA) ke-78 ini membahas pentingnya strategi inovatif seperti transfer teknologi, innovative financing, serta kolaborasi multisektoral dalam upaya transformasi kesehatan. Side event yang didukung oleh Bio Farma ini secara khusus membahas tema strategis transformasi kesehatan global di tengah dinamika dunia paska pandemi.
“Membangun ketahanan kesehatan tak bisa lagi hanya bersifat reaktif. Pengalaman selama pandemi COVID-19 menunjukkan lemahnya ketahanan sistem kesehatan global, khususnya di negara-negara berkembang, yang disebabkan oleh minimnya kapasitas produksi dalam negeri, rentang pasokan yang mudah terganggu, serta kurangnya investasi berkelanjutan di bidang kesehatan masyarakat. Oleh karenanya diperlukan kerja sama multisektoral antara pemerintah dengan pihak swasta, para ahli dan peneliti, organisasi masyarakat sipil, BUMN, dan pemangku kepentingan terkait lainnya, termasuk para dokter dan perawat” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Dalam forum ini, para pemimpin dari berbagai sektor pemerintah, lembaga pembangunan, swasta, hingga organisasi filantropi berkumpul untuk berbagi pandangan dan strategi dalam membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia dan Filipina, sebagai dua negara dari kawasan Global South, tampil sebagai contoh nyata bagaimana kepemimpinan nasional, kemitraan lintas sektor, dan inovasi bisa berpadu untuk menghasilkan perubahan nyata.
Salah satu sorotan utama adalah komitmen kedua negara dalam upaya eliminasi kanker serviks melalui perluasan akses imunisasi dan penguatan deteksi dini.
Presiden WHA ke-78 – Menteri Kesehatan Filipina, Teodoro Herbosa menambahkan “Pandemi COVID-19 membuka mata kita terhadap kesenjangan dalam sistem kesehatan. Kini, paska pandemi, Filipina berfokus memperkuat cakupan kesehatan semesta dengan menutup kesenjangan imunisasi, menurunkan angka kematian ibu, dan memperluas layanan kesehatan perempuan dengan kolaborasi erat antara sektor publik dan swasta.”
Diskusi ini juga menyoroti pentingnya transfer teknologi sebagai jalan menuju kemandirian produksi vaksin dan alat kesehatan di negara berkembang. Kolaborasi seperti yang dilakukan Bio Farma bersama MSD dalam transfer teknologi pembuatan vaksin HPV menjadi bukti bahwa alih teknologi bukan hanya mungkin, tapi juga sangat krusial untuk mempercepat kesiapsiagaan di masa depan.
Lewat acara ini, Indonesia dan Filipina tak hanya menunjukkan kepemimpinan, tapi juga membuka ruang kolaborasi baru dengan komunitas global. Sebuah langkah penting menuju sistem kesehatan dunia yang lebih tangguh, adil, dan siap menghadapi tantangan berikutnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI.Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM