Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

2 Puskesmas Ciptakan Aplikasi PISPK

Bogor, 23 November 2018

Bebagai kondisi geografis di daerah membuat pelaksaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) tidak optimal, ada wilayah yang berhasil melakukan entry data ada juga yang kesulitan. Hal itu membuat 2 Puskesmas di daerah, yakni Puskesmas Blooto, Kota Mojokerto, dan Puskesmas Kwadungan, Ngawi, Jawa Timur melahirkan inovasi dalam bentuk Aplikasi PISPK.

PISPK merupakan salah satu program prioritas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Pada pelaksanaannya membutuhkan RESOURCES&EFFORT yang besar untuk menghasilkan data yang valid mencakup total populasi, dana pa yang telah dilaksanakan oleh petugas kesehatan.

Pendataan yang valid menjadi sangat penting karena output yang dihasilkan akan dijadikan sebagai informasi untuk membuat perencanaan Puskesmas.

Permasalahan yang dihadapi oleh Puskesmas Blooto adalah aplikasi PISPK Pusat Data dan Informasi (Pusdatiin) Kemenkes belum sempurna sehingga survey yang telah dilaksanakan tidak bisa menghasilkan output atau informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan Puskesmas.

Lantas Puskesmas Blooto menciptakan aplikasi PISPK agar mendapatkan output lengkap dari kegiatan survei yang mencakup indeks keluarga sehat (IKS) perKepala Keluarga, IKS seluruh RT, RW, dan kelurahan, serta data 12 indikator PISPK bisa dimunculkan.

Tujuan dari aplikasi PISPK itu untuk efisiensi tenaga dan waktu. Dan yang penting format aplikasi PISPK ini dibuat sama dengan aplikasi PISPK Pusdatin. Pada aplikasi PISPK ini baik data offline maupun online cukup dengan satu kali entry.

Berbeda dengan Aplikasi PISPK yang diciptakan oleh Puskesmas Kwadungan. Aplikasi di Puskesmas tersebut telah terhubung dengan googlemap. Dari situ akan terlihat misalnya penderita TBC telah diobati sesuai standar atau tidak, Hipertensi apakah diobati teratur atau tidak, Orang dengan gangguan jiwa diobati teratur atau tidak, hingga keberadaan jamban di suatu rumah tangga.

Dr. Trihono dari Health Policy Unit, Sekretaria Jenderal Kemenkes RI mengatakan kondisi di lapangan memunculkan berbagai hambatan. Dari situ makan terjadilah inovasi aplikasi PISPK.

“Saran saya adalah inovasi ini (seperti aplikasi PISPK Puskusmas Blooto dan Kwadungan) mesti ditampung, disalurkan, dan kalau bisa dipresentasikan pada saat Rakerkesnas nanti misalnya,” kata nya pada Rapat Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (Rakorpop) pada Jumat (23/11) di Bogor.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

drg. Widyawati, MKM