Bali, 28 Oktober 2022
Resistensi antimikroba atau Antimicrobial Resistance (AMR) harus diwaspadai karena dapat menyerang manusia, hewan, tumbuhan, makanan, dan lingkungan. Masalah tersebut dapat dicegah dengan pendekatan One Health.
Hal itu menjadi salah satu pembahasan dalam side event presidensi G20. Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan serangkaian pertemuan teknis yang mengarah pada side event G20 pada 24 Agustus 2022, di mana negara-negara anggota membahas bagaimana memajukan aksi bersama untuk mengatasi ancaman AMR.
AMR terjadi secara alami ketika mikroorganisme terpapar obat antimikroba dan beradaptasi untuk bertahan hidup dari paparan. Hal ini dapat terjadi pada manusia, hewan dan lingkungan.
Mikroorganisme yang resisten kemudian dapat menyebar dari waktu ke waktu, yang berarti obat-obatan biasa tidak lagi efektif digunakan untuk pengobatan. AMR mempengaruhi semua negara, bahkan resistensi dapat terjadi di berbagai negara dan secara kolektif menghasilkan infeksi resisten yang disebut ‘the silent pandemic’.
“Sekarang saatnya bagi negara G20 untuk mengimplementasikan rencana aksi nasional AMR kita sendiri di semua sektor, menggunakan bukti ilmiah sebagai dasar kita dan meningkatkan intervensi,” ujar Direktur Mutu Layanan Kesehatan, dr. Kalsum Komaryani, MPPM di Bali, Kamis (27/10).
Dikatakan dr. Kalsum, dibutuhkan data yang lebih akurat dan andal terkait resistensi, penggunaan, dan konsumsi antimikroba pada manusia, hewan, tumbuhan, makanan, dan lingkungan. Hal tersebut harus dilakukan dengan bekerja sama menggunakan pendekatan One Health.
“Selain itu, jika kami mendapatkan akses yang lebih baik dan lebih adil terhadap vaksin, terapi, dan alat diagnostik, ini akan membantu mencegah dan mengendalikan infeksi pada kesehatan manusia, tumbuhan, dan hewan,” ucap dr. Kalsum.
Melalui serangkaian diskusi teknis, negara-negara anggota G20 mengidentifikasi sejumlah perkembangan yang diharapkan dapat mengatasi AMR. Ini termasuk Kolaborasi Quadripartite (FAO, UNEP, WHO, WOAH) untuk One Health, dan integrasi AMR sebagai jalur aksi dari One Health Joint Plan of Action (OH JPA).
Pembentukan Platform Kemitraan Multi-Stakeholder pada AMR oleh Quadripartite dan inisiatif SECURE oleh WHO dan Global Antibiotic Research & Development Partnership (GARDP) dimaksudkan untuk menemukan antibiotik berdasarkan kebutuhan kesehatan masyarakat.
Negara-negara G20 harus berkomitmen untuk meningkatkan cakupan dan kualitas diagnosis infeksi dan infeksi yang resisten di semua tingkat sistem kesehatan mereka.
Pemerintah Indonesia berharap dapat berkolaborasi dengan India karena mengambil alih peran tuan rumah G20 pada tahun 2023 dan bergerak maju dalam pekerjaan mendesak untuk mengatasi AMR dengan negara-negara anggota.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid