Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Anak yang Tidak Diimunisasi Paling Rentan Tertular Virus di Sekolah

Jakarta, 30 April 2021

Sekolah tatap muka rencananya akan dimulai Juli 2021. Para orang tua harus segera melengkapi imunisasi anaknya agar terhindar dari penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.

Anak menjadi risiko tinggi tertular berbagai penyakit selain COVID-19 kalau tidak diimunisasi. Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Prof. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K) menjelaskan kalau anak-anak tidak diimunisasi berarti dia tidak punya kekebalan.

“Kalau ketemu dengan teman-teman di sekolah nanti aaat tatap muka, jika teman itu ada bakterinya atau virusnya maka akan mudah menular kepada anak yang tidak diimunisasi,” katanya saat konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia secara virtual, Jumat (30/4).

Prof. Soedjatmiko mengatakan virus yang cepat sekali menular di antaranya Difteri, Campak, Rubella, dan Polio. Jadi anak yang tidak diimunisasi pada waktu sekolah atau imunisasinya tidak lengkap akan berisi lebih tinggi tertular dibanding dengan anak yang sudah di imunisasi.

Bagi anak yang sudah diimunisasi harus tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan. Pasalnya, anak yang sudah lengkap imunisasinya masih bisa tertular dan menularkan, namun dampak kesehatan pada dirinya tidak parah jika dibandingkan dengan anak yang tidak diimunisasi.

“Yang sudah di imunisasi juga bisa tertular namun jauh lebih ringan dampaknya,” ucap Soedjatmiko.

Ia mengimbau kepada orang tua jika sudah terlanjur imunisasi nya belum lengkap atau tidak pernah harus segera dilengkapi. Karena, imunisasi merupakan hak dasar anak yang harus dipenuhi.

Plt. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes dr. Prima Yosephin mengatakan upaya Kemenkes dalam meningkatkan cakupan imunisasi di masa pandemi COVID-19 dengan menyiapkan petunjuk teknis untuk memperkuat petugas imunisasi di lapangan.

“Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat, kami telah meluncurkan beberapa materi bagi orang tua tentang imunisasi,” tutur Prima.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

drg. Widyawati, MKM