Jakarta, 24 Agustus 2021
Kementerian Kesehatan berpartisipasi dalam High Level Meeting APEC 2021 ke-11 secara virtual pada Selasa, 24 Agustus 2021. Forum ini merupakan pertemuan Menteri Kesehatan APEC untuk membahas tentang ekonomi dan kesehatan. Tema yang diusung adalah “Making the Economic Case for Health Equity in a COVID-19 World” dan dipimpin oleh Selandia Baru selaku Ketua APEC serta dihadiri perwakilan dari 21 negara anggota.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha yang mewakili Menteri Kesehatan menyebutkan bahwa Indonesia mendukung penuh upaya peningkatan dan penguatan cakupan vaksinasi sebagai strategi untuk menghentikan laju penularan COVID-19 sekaligus pemulihan ekonomi nasional dan global.
Vaksin COVID-19 menjadi barang esensial bagi seluruh negara di dunia. Dengan tingkat permintaan yang tinggi, Indonesia mendorong ketersediaan vaksin COVID-19 untuk seluruh negara baik negara yang berpenghasilan tinggi maupun negara berpenghasilan rendah.
Indonesia menegaskan kembali seruan para Pemimpin APEC untuk pemulihan ekonomi yang inklusif di era pandemi COVID-19, termasuk mempercepat akses yang adil terhadap vaksin COVID-19 yang aman, efektif, berkualitas, terjangkau dan sebagai produk publik global sehingga memperluas cakupan imunisasi COVID-19.
Pada kesempatan itu juga, Indonesia menyatakan keinginannya untuk berpartisipasi dalam pengembangan, produksi, dan distribusi vaksin WHO bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah atau memberikan pengetahuan yang diperlukan, pelatihan proses, dan kekayaan hak intelektual. Diharapkan inisiatif ini mendapatkan dukungan dari negara anggota APEC.
“Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dalam upaya peningkatan produksi vaksin COVID-19 serta dalam pembentukan hub transfer teknologi mRNA melalui PT. BioFarma,” tutur Sekjen.
Sebagai salah satu produsen vaksin terkemuka di kawasan Asia Tenggara ini, PT. BioFarma telah menjalin kerjasama dengan produsen vaksin Sinovac dari Tiongkok untuk memproduksi vaksin COVID-19. Vaksin tersebut didatangkan dalam bentuk bahan baku untuk selanjutnya diproses menjadi vaksin jadi.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 bagi sekitar 208,2 juta penduduk, pemerintah Indonesia menjalin kerjasama baik bilateral maupun multilateral yang memungkinkan untuk melakukan pengadaan vaksin dan obat dengan harga terjangkau.
Sampai akhir tahun 2021, Pemerintah telah mengamankan stok vaksin COVID-19 sebanyak 261,7 juta dosis dari berbagai merk yang akan datang secara bertahap. Adapun total vaksin yang telah datang ke Indonesia sekitar 200 juta dosis, baik dalam bentuk bulk (bahan baku) maupun vaksin jadi.
Selain vaksin, produksi dan distribusi obat dan alat kesehatan saat pandemi COVID-19 juga meningkat seiring tingginya kebutuhan global. Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung implementasi APEC Ministers Responsible for Trade Joint Statement untuk memberikan solusi perdagangan dan kesehatan yang pragmatis dan efektif atas barang dan jasa esensial untuk penanganan COVID-19.
Sebab, belajar dari pandemi COVID-19, Indonesia harus melakukan impor sejumlah kebutuhan farmasi dan alat kesehatan yang cukup besar dalam upaya respons pandemi COVID-19. Oleh karenanya, penegasan ini sebagai sebuah langkah penting untuk mempermudah akses dan rantai distribusi supply farmasi dan alat kesehatan bagi seluruh negara di dunia.
“Penegasan ini guna memastikan rantai pasokan yang terbuka, stabil, dan aman untuk vaksin dan produk medis lainnya, menjaga kelancaran arus barang-barang penting, mempromosikan pembelian/pengadaan yang terkoordinasi dan konvergensi peraturan serta mendukung pelaksanaannya melalui kerja sama Government to Government dan Business to Business,” pungkasnya.
Pada akhir sesi, Sekretaris Jenderal mengungkapkan bahwa pandemi tidak dapat diakhiri, hanya dengan satu negara yang bertindak sendiri, diperlukan solidaritas dan kolaborasi yang baik serta kuat dari seluruh negara tanpa terkecuali.
“Kami menyadari bahwa kolaborasi multi-sektor dan multi-stakeholder di antara anggota APEC sangat penting untuk mengatasi pandemi COVID-19. Melalui kolaborasi internasional dan regional di bidang kesehatan, kolaborasi lintas forum APEC, dan nilai kemitraan antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat sipil, diharapkan pandemi COVID-19 segera berakhir,” pungkasnya.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (MF)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM