NTT, 19 Oktober 2022
Puskesmas dan Posyandu memiliki peran untuk menjaga masyarakat tetap sehat. Untuk menunjang hal tersebut Kementerian Kesehatan akan melengkapi kebutuhan Puskesmas dan Posyandu mulai dari alat kesehatan, obat-obatan, hingga tenaga kesehatan.
Kondisinya saat ini di Kabupaten Timur Tengah Selatan terdapat 37 Puskesmas. Sebanyak 22 Puskesmas di antaranya merupakan Puskesmas prototipe dengan sarana prasarana memadai. Sisanya 15 Puskesmas belum prototipe.
Selain itu, dari 37 Puskesmas hanya 3 Puskesmas yang memiliki ambulans dan Puskesmas keliling. Sisanya hanya memiliki satu mobil ambulans yang juga berfungsi sebagai Puskesmas keliling.
“Saya titip Puskesmas dan Posyandu alat-alatnya akan dilengkapi, kader-kadernya akan diperhatikan, tenaga kesehatannya akan kita isi, dan mudah-mudahan bisa nanti membuat kesehatan Indonesia lebih baik,” ujar Menkes Budi saat meninjau Puskesmas Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, Rabu (19/10).
Pemenuhan kebutuhan di Puskesmas dan Posyandu merupakan upaya dari integrasi layanan primer (ILP) dalam mewujudkan transformasi layanan primer di Indonesia. Menkes Budi mengatakan hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan cara menjaga masyarakat tetap sehat.
“Jadi bukan menyembuhkan yang sakit tapi menjaga masyarakat agar tetap sehat, karena selama ini banyak program kita yang mengarah kepada bagaimana orang sakit itu disembuhkan. Padahal yang terpenting adalah menjaga masyarakat tetap sehat,” tutur Menkes.
Cara paling mudah menjaga agar masyarakat tetap hidup sehat salah satu syaratnya adalah memaksimalkan peran Puskesmas dan Posyandu. Jadi tugasnya Puskesmas dan Posyandu, lanjut Menkes, adalah melakukan pencegahan dan edukasi kepada masyakat untuk membudayakan hidup bersih dan sehat.
Hal yang paling mudah dilakukan, menurut Menkes, adalah dengan memakan makanan yang sehat dan aktivitas fisik atau berolah raga.
“Makan nya harus bisa diatur jangan kebanyakan garam dan gula. Orang yang kebanyakan konsumsi gula dapat menyebabkan diabetes, kalau sudah kronis mesti cuci darah seminggu bisa sampai 3 atau 4 kali di rumah sakit dengan waktu 3 sampai 5 jam,” ucap Menkes Budi.
Menkes Budi berpesan kepada kader-kader Posyandu dan Puskesmas untuk mengedukasi masyarakat mengenai makanan supaya jangan terlalu banyak konsumsi garam dan gula. Selanjutnya edukasi masyarakat untuk banyak bergerak, aktivitas fisik dan jangan takut untuk melakukan skrining kesehatan.
“Kita jaga jangan sampai seperti itu. tugasnya teman-teman di Posyandu dan Puskesmas melalui integrasi layanan primer akan diperbanyak jenis layanannya bukan hanya ibu hamil dan bayi, tapi dari mulai bayi hingga Lansia ada pelayanannya di Puskesmas dan Posyandu,” tambah Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected] (D2).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid