Bali, 28 Oktober 2022
Pertemuan kedua Health Ministers Meeting sekaligus sebagai ajang memperkenalkan kearifan budaya indonesia, khususnya kearifan lokal dan budaya Pulau Dewata. Salah satu kearifan yang di ekspose adalah ARMA Museum Ubud-Bali.
Museum ARMA (Agung Rai Museum of Art) didirikan oleh bapak Anak Agung Gde Rai. Selain seorang seniman, Agung Rai merupakan berperan sebagai kurator atas koleksi lukisan legendaris dan kuno yang dipamerkan di museum tersebut.
“Museum ARMA adalah living museum, didalamnya ada usaha untuk membawa serta warga sekitar agar mengenal budayanya sendiri. Menyediakan kelas gratis bagi anak-anak warga sekitar untuk bisa belajar tari Bali, seni lukis, hingga seni pahat dengan niatan menjaga “keharmonisan” antara budaya dan ekosistem manusianya ”, ujar Agung Rai.
Anak Agung Gde Rai menuturkan bahwa ia mendedikasikan dirinya untuk negeri melalui jalur seni. Melestarikan dan mempopulerkan karya-karya seni Indonesia (khususnya Bali) dengan cara membangun Museum ARMA. Museum ini tidak hanya untuk menyimpan dan memamerkan karya seni, tetapi juga sebagai tempat belajar seni budaya bagi generasi muda.
Pandangan hidup inilah yang akhirnya membawa Agung Rai bisa dikenal dunia, dan menarik banyak tokoh berpengaruh dunia untuk berkunjung dan belajar di Museum ARMA. Beberapa tokoh nasional yang sudah mengunjungi Arma Museum yaitu Gus Dur, BJ Habibie, Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak hanya tokoh nasional tapi juga dunia seperti Barrack Obama, Desmond Tutu, penyanyi kawakan David Bouwie sudah pernah singgah dan sharing tentang kehidupan bersama Agung Rai di Museum ARMA ini.
Agung Rai juga menyampaikan rasa bahagianya bahwa Bali bisa menjadi tuan rumah penyelenggaraan The Second HMM G20 Tahun 2022 dan bisa memperkenalkan serta menampilkan kesenian dan budaya Bali secara langsung.
“Saya melihat event G20 ini sebagai sebuah upaya recovery yang paling bagus, baik dari sisi ekonomi maupun pariwisata. Kita harus kuat untuk bangkit, karena potensi Indonesia, khususnya Bali dengan sektor budaya memiliki nilai yang sangat spesial di mata dunia”, pungkasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (NI)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid