Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Menkes Apresiasi Muhammadiyah Dirikan Fakultas Kedokteran UNISA Yogyakarta 

Yogyakarta, 4 September 2024

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi upaya Muhammadiyah dalam mencerdaskan dan menyehatkan kehidupan bangsa pada acara peluncuran Fakultas Kedokteran Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Menurut Menkes Budi, dibutuhkan kolaborasi banyak pihak, termasuk Muhammadiyah, untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang sehat dan cerdas demi tercapainya visi Indonesia Emas 2045.

“Untuk mendidik manusia Indonesia menjadi pintar, membuat masyarakat Indonesia menjadi sehat, tidak mungkin dilakukan sendiri. Menteri kesehatan itu kecil sekali pengaruhnya, peranannya, dan kekuatannya. Ini harus dibantu oleh semua masyarakat,” ujar Menkes Budi pada acara puncak Milad ke-33 Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang berlangsung di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta, Rabu (4/9).

Pada kesempatan tersebut, Menkes Budi menekankan bahwa kesehatan dan pendidikan memiliki peran sangat penting dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Visi ini akan terwujud jika bonus demografi Indonesia, yang saat ini memasuki usia produktif, diisi oleh generasi yang sehat dan cerdas.

Menurut Menkes Budi, kesehatan dan pendidikan merupakan peran penting dalam menciptakan SDM berkualitas agar Indonesia dapat melakukan lompatan dari negara berkembang menjadi negara maju.

Menkes Budi menjelaskan, belajar dari negara maju, bonus demografi merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan pendapatan per kapita agar setara dengan negara maju. Menurut dia, hampir semua negara maju mengalami kenaikan pendapatan per kapita saat negara tersebut berada pada puncak demografi.

“Karena logikanya, pada saat mencapai puncak bonus demografi, jumlah penduduk negara tersebut yang berusia produktif antara 15 hingga 60 tahun, yang dapat menghasilkan pendapatan, itu memiliki jumlah paling banyak,” kata Menkes Budi.

Namun, Menkes Budi juga mengingatkan bahwa jika tidak mampu memanfaatkan dan mengelola bonus demografi untuk meningkatkan pendapatan perkapita dan mengejar negara maju, kemungkinan besar negara tersebut akan tetap menjadi negara menengah seumur hidupnya, atau sering dikenal dengan middle income trap.

Menkes mencontohkan Brazil yang saat ini memiliki pendapatan per kapita sekitar 8.800 dolar Amerika Serikat (AS) per tahun. Menurut Menkes, dengan kondisi yang telah melewati masa bonus demografi, Brazil memiliki peluang lebih kecil untuk meningkatkan pendapatan per kapita setara dengan negara maju, sehingga sulit untuk lepas dari middle income trap. Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk usia produktif di Brasil tidak sebanyak saatl mereka mengalami puncak bonus demografi.

Menkes Budi mengingatkan bahwa puncak bonus demografi Indonesia diperkirakan dimulai pada 2030 hingga 2040. Pada periode tersebut, penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibandingkan usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. 

Menkes Budi menambahkan, kebutuhan tenaga dokter untuk mendukung kualitas SDM Indonesia masih sangat tinggi. Untuk itu, Menkes sangat mendukung berdirinya fakĺultas kedokteran di kampus-kampus milik Muhammadiyah, karena yakin bahwa Muhammadiyah memiliki kualitas perguruan tinggi yang baik.

“Itu sebabnya, saya sangat mendukung kalau ada pihak-pihak yang ingin membangun FK. Nah, kebetulan Muhammadiyah kan kualitasnya sudah bagus perguruan tingginya. Tentunya, akan sangat mudah untuk meminta Muhammadiyah membuka fakultas kedokteran dan ini pertama di Universitas ‘Aisyiyah,” ujar Menkes Budi.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, gerakan pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah sejak awal merupakan bagian dari etos kemajuan dan kebermanfaatan yang diinterpretasikan dari ajaran Islam oleh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Menurutnya, etos kemajuan dan kebermanfaatan menjadi landasan berbagai gerakan Muhammadiyah, baik di bidang kesehatan, pendidikan, maupun sosial.

“Gerakan kesehatan, sosial, dan pemberdayaan lahir dari etos al-ma’un (kebermanfaatan) yang kemudian diterjemahkan menjadi sistem rumah sakit dan pelayanan sosial. Kemudian, pendidikan lahir dari interpretasi di mana islam mengajarkan agar manusia mencari ilmu dan maju,” ujar Ketua Umum Haedar Nashir.

Lebih lanjut, Rektor UNISA Yogyakarta Warsiti menyampaikan terima kasih kepada Menkes Budi atas berbagai dukungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sehingga izin operasional untuk fakultas kedokteran UNISA Yogyakarta sudah diperoleh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 23 Juli 2024.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(RR)

 

Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

Siti Nadia Tarmizi, M.Epid