Cikarang, 9 September 2024
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi PT Biofarma yang telah berhasil memproduksi radiofarmaka. Radiofarmaka adalah bahan yang digunakan untuk mendeteksi penyebaran kanker dalam tubuh.
“Saya berterima kasih ke PT Biofarma yang sudah bisa memproduksi radiofarmaka sebagai bahan baku yang dibutuhkan oleh rumah sakit yang memiliki alat PET Scan, alat yang digunakan untuk mendeteksi penyebaran kanker,” ujar Menkes Budi pada Kick Off Produksi Radiofarmaka di Fasilitas Cyclotron Bio Farma, Cikarang, Senin (9/9).
PT Biofarma sudah mampu membangun fasilitas produksi radiofarmaka untuk meningkatkan layanan kesehatan, khususnya diagnosis dan pengobatan kanker di Indonesia.
Radiofarmaka merupakan senyawa kimia yang mengandung radioisotop dan memenuhi persyaratan farmakologis untuk digunakan dalam diagnosis, terapi, dan penelitian medik klinik dalam ilmu kedokteran nuklir.
Sejalan dengan hal itu, pemerintah akan menambah ketersediaan PET Scan sebanyak 18 unit. Sebelumnya, hanya tersedia 3 unit PET Scan di Indonesia.
Sebanyak 18 alat PET Scan ini akan didistribusikan ke 16 rumah sakit besar di seluruh Indonesia. PT Biofarma akan memasok kebutuhan radiofarmaka ke rumah sakit-rumah sakit yang memiliki PET Scan.
Menkes Budi mengungkapkan, pemeriksaan menggunakan radiofarmaka ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan satu kali seumur hidup.
Direktur Utama PT Biofarma Shadiq Akasya mengungkapkan, kanker merupakan penyebab kematian kedua terbesar di dunia dengan 9,6 juta kematian per tahun. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2022 menunjukkan bahwa terdapat 136 kasus kanker per 100 ribu penduduk di Indonesia.
Sejalan dengan kebijakan Kemenkes dalam mencapai tingkat kesehatan nasional, beberapa fokus utama yang dilakukan PT Biofarma di antaranya memaksimalkan diagnostik kanker dengan memproduksi radiofarmaka.
“PT Biofarma terus berkomitmen untuk mendukung kemandirian bahan di bidang kesehatan termasuk dalam pengembangan produk radiofarmaka yang merupakan produk kesehatan modern berbasis teknologi nuklir. Bahan ini memiliki peran penting dalam diagnostik dan terapi berbagai penyakit kanker,” ucap Shadiq.
Shadiq menyadari bahwa radiofarmaka akan menjadi bagian penting dalam ekosistem kesehatan masa depan. Oleh karena itu, ia berkomitmen akan terus mengembangkan produk-produk untuk keperluan kesehatan masyarakat dengan teknologi yang lebih modern.
Produksi radiofarmaka, lanjutnya, dapat memenuhi kebutuhan untuk wilayah Jabodetabek dan daerah besar lain di Indonesia. Distribusi dibantu menggunakan sarana transportasi darat dan udara yang telah bekerja sama dengan berbagai daerah lain.
“Kebetulan kami memilih bandara yang ada di Halim agar menjadi lebih mudah untuk distribusi tujuan Surabaya, Makassar, Medan, Bali, dan Yogyakarta.”
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid