Jakarta, 14 Juni 2023
MF, pasien obesitas berbobot sekitar 260 kg kini tengah dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Tim dokter multidisiplin memeriksa MF secara menyeluruh dan saat ini dalam kondisi stabil.
Pasien MF yang diketahui kondisinya melalui media segera mendapatkan penanganan. Menkes meminta agar MF segera di rujuk dan ditangani di RSCM, karena melihat kondisi pasien yang memiliki multi kondisi kesehatan.
Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Liastuti mengatakan pasien berusia 26 tahun itu setelah tiba di RSCM memerlukan penanganan lebih lanjut.
“Pasien saat ini memerlukan banyak penanganan kesehatan dan dilakukan oleh tim dari dokter berbagai multidisiplin kami, saat ini pasien dalam kondisi stabil,” ujarnya saat konferensi pers di gedung RSCM, Rabu (14/7).
Pasien dirawat di ruangan khusus karena memerlukan tempat yang lebih luas. Bahkan seluruh peralatan yang menunjang pengobatan dipindahkan ke ruangan tersebut.
Dengan berat badan mencapai 280 kg maka kondisi pasien saat ini memerlukan proses metabolisme tubuh yang begitu besar. Hal ini menyebabkan kerja jantung dan paru-paru menjadi sangat berat, apalagi pasien hampir tidak pernah bergerak.
Ditambah lagi lingkungan di rumahnya yang kurang sehat menambah masalah di paru-paru pasien. Demikian juga terdapat luka pada kulit pasien terutama di bagian belakang karena posisi tubuh yang susah bergerak.
“Itu kami sedang memeriksa semua kondisi pasien, terkait fungsi jantung, fungsi paru, fungsi ginjal, sampai dengan fungsi hati, itu semua harus kita periksakan,” kata dr. Lies.
Dokter spesialis penyakit dalam dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD menjelaskan pihaknya melakukan evaluasi penyebab yang terkait dengan metabolisme pasien.
“Kita sedang cari apakah ini (obesitas) ke arah genetik yang berkontribusi terhadap penumpukan masalah lemak atau bukan. Penumpukan lemak akan mengganggu fungsi organ dan juga imunitas tubuh akan mengalami penurunan untuk melawan infeksi,” ucap dr. Dicky.
Dokter Spesiali Gizi dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK mengatakan kasus Fajri tergolong langka, karena tidak umum untuk ukuran tubuh seseorang.
“Jadi sebetulnya manusia itu punya respons untuk menjaga rasa laparnya itu tetap seimbang. Namun karena pasien ini banyak tidak bergerak karena kondisinya, sehingga semakin banyak deposit lemak atau timbunan lemak yang tertumpuk dalam tubuhnya,” ungkap dr. Nurul.
Tindakan prevensi dalam hal ini dinilai sulit kalau ditangani dalam kondisi obesitas yang sudah demikian lanjut. Prevensi obesitas harus dilakukan sebelum menjadi parah.
“Kalau menurut saya mungkin di awal tidak ada upaya prevensi karena pasien tidak memiliki insight yang baik mengenai gizi,” ungkapnya.
Dokter Spesialis Anestesi dr. Sidharta Kusuma Manggala, SpAn menjelaskan kondisi pasien saat ini sedang dalam kondisi stabil. Kondisinya memang sudah cukup berat karena riwayat penyakit pasien.
Selama satu bulan sebelum masuk RSCM, kondisi kesehatan pasien mulai mengalami penurunan. Pasien sudah tidak bisa tidur dengan posisi terlentang, hal itu menandakan adanya masalah pada bagian paru-paru dan jantung.
“Kemudian pasien masuk ke RSCM dan memang kita bisa melihat kondisinya turun. Kita sudah tangani semuanya, sudah kita berikan alat bantu semuanya, untuk bantuan nafas, dan semuanya di ruang perawatan khusus yang sudah kita siapkan di lantai 1, dan kondisinya saat ini stabil,” tutur dr. Sidharta.
Pasien masih tetap membutuhkan berbagai macam pemeriksaan dan tindakan. Jadi, lanjutnya, fokus pemeriksaan sekarang ini lebih ke menstabilkan kondisi pasien.
“Setelah konsisten stabil, nanti kita bisa membicarakan tata laksana selanjutnya,” katanya.
Berat badan pasien 260 kg itu berdasarkan berat estimasi. Pasalnya, berat badan yang dialami pasien saat ini tidak bisa ditimbang oleh timbangan yang tersedia di RSCM dengan berat maksimal 150 kg.
Pasien Fajri ditangani oleh tim dokter multidisiplin keilmuan, di antaranya anestesiologi dan perawatan intensif, respirologi, endokrin-metabolik, gastro-enterologi, kardiologi, penyakit dalam, bedah digestif, bedah vaskuler, urologi, neurologi, psikiatri, dermatologi venerologi, rehabilitasi medik, gizi klinik, dan tim tenaga kesehatan lainnya.
Adapun biaya pengobatan untuk MF diberikan secara gratis melalui mekanisme pembiayaan BPJS yang difasilitasi oleh RSCM dan Kemenkes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid