Jakarta, 23 September 2022
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan penguatan industri kesehatan di tingkat domestik menjadi basis arsitektur kesehatan global yang lebih baik. Hal ini juga termasuk dengan memanfaatkan jejaring kerja sama untuk kolaborasi manufaktur dan pusat – pusat penelitian pengembangan vaksin, obat dan alat diagnostik.
“Upaya Indonesia di G20 ditujukan untuk membangun sistem ketahanan kesehatan Indonesia yang lebih tangguh, termasuk dengan kapasitas domestik yang lebih baik untuk memproduksi berbagai vaksin, obat dan alat diagnostik,” ujar Menkes Budi saat menjadi salah satu pembicara di pertemuan WEF terkait Distributed Vaccine Manufacturing Collaborative pada Rabu (21/9) di New York. Selain Menkes sebagai pembicara lainnya adalah Dirjen WTO dan Direktur UNAIDS dimana pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan Anggota World Ecomic Forum dan pihak industri swasta termasuk industri vaksin global.
Penguatan industri kesehatan dan pemanfaatan jejaring kerja sama untuk manufaktur merupakan salah satu output dari presidensi G20 di bidang Kesehatan, dukungan atas agenda _expanding global manufacturing and research hub_ yang merupakan pembahasan pada Health Working Group ke-3 (3rd HWG) terus dilakukan oleh Menkes Budi termasuk pada pertemuan WEF ini.
Pertemuan 3rd HWG menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat regulasi dalam mendukung pengembangan pusat manufaktur global. Regulasi riset dan manufaktur global menjadi salah satu hal penting yang perlu direalisasikan agar seluruh negara siap menghadapi pandemi di masa depan.
Dengan demikian, negara anggota G20 didorong menerbitkan aturan organisasi internasional untuk meningkatkan kemampuan penelitian dan manufaktur. Beberapa potensi kerja sama yang telah teridentifikasi dalam pertemuan G20 diantaranya pusat pelatihan biomanufaktur global, upaya penelitian kolaboratif, mekanisme berbagi data, kemitraan publik-swasta, penelitian dan ekosistem manufaktur.
Hal ini sejalan juga dengan transformasi kesehatan pilar ke-3 tentang transformasi sistem ketahanan kesehatan. Pilar ini mencanangkan strategi kedepan tentang kepastian dan kesiapan vaksin, diagnostik dan terapeutik dapat diproduksi di dalam negeri. Strategi dilakukan dengan Pengembangan pusat-pusat penelitian serta memanfaatkan kerjasama selatan-selatan, sehingga setidaknya 50%nya dapat diproduksi di dalam negeri dari hulu ke hilir.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid