Jakarta, 1 Desember 2021
Rumah Sakit Kanker Dharmais kini telah menginjak usia ke-28 tahun. Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono berpesan RS Kanker Dharmais harus mampu menjadi RS pengampu bagi pusat-pusat kanker di Indonesia.
Ia mengatakan kanker mejadi penyakit kronis yang prevalensinya terus meningkat di seluruh dunia. Berdasarkan data Globocan tahun 2020 prevalensi kanker di Indonesia tahun 2020 kira-kira mencapai 370 ribu dan akan meningkat pada tahun 2040 menjadi 570 ribu.
Ada 2 jenis kanker utama penyebab kematian di Indonesia, yakni untuk wanita adalah kanker payudara dan kanker leher Rahim. Sementara pada pria adalah kanker paru-paru, kanker kolorektal, dan kanker liver.
Dibutuhkan berbagai macam upaya dalam upaya penanggulangan kanker ini sehingga kanker ini menjadi masalah yang bisa ditekan angka prevalensinya di Indonesia.
“Intervensi dan tatalaksana perlu dilakukan secara spesifik dan saya sudah menegaskan kepada RS Dharmais untuk menjadi pengampu bagi beberapa center kanker yang akan dikembangkan di seluruh Indonesia,” katanya dalam HUT RS Kanker Dharmais ke-28 di gedung RS Dharmais, Jakarta, Rabu (1/12).
Permasalahan akses layanan, lanjutnya, menjadi masalah yang fundamental di seluruh Indonesia. Sehingga diperlukan center kanker di seluruh wilayah Indonesia dengan RS Dharmais sebagai RS pengampu.
Adanya center kanker dikarenakan jumlah SDM kesehatan yang masih terbatas. SDM ini menjadi kunci karena jumlah perawat terlatih, jumlah dokter spesialis, dan jumlah tenaga patologi anatomi masih sangat terbatas.
“Jadi dengan berbagai macam cara, RS Dharmais sebagai RS pengampu akan melakukan serangkaian strategis untuk mengatasi hal tersebut,” tambah Wamenkes Dante.
Nantinya akan dikembangkan beberapa jenis center kanker antara lain center Pratama, center Madya, dan center Utama di seluruh Indonesia.
“Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai salah satu pengampu yang kami percaya untuk melakukan hal tersebut,” ucapnya.
Dr. Dante mengingatkan yang penting adalah upaya deteksi dini karena kalau pasien kanker sudah paliatif maka upaya deteksi dini sudah terlambat dan menjadi upaya yang komprehensif. Deteksi dini harus dijadikan sebagai prioritas sehingga pasien tersebut masuk ke dalam stadion yang tidak terlalu berat dan masih bisa dilakukan tatalaksana dengan baik.
“Saya mengharapkan peran penting RS Dharmais sebagai Caring an Smart National Cancer Center di Indonesia, terutama Rumah Sakit Kanker Dharmais harus menjadi center of excellent dari berbagai macam layanan kenker yang ada di Indonesia,” tutur dr. Dante.
Tidak hanya itu, RS Dharmais juga harus berperan sebagai academical system yang terhubung dengan pemerintah daerah, akademisi, dan berbagai macam sektor sehingga dapat memprediksi sistem layanan kenker yang berbasis pada aspek pendidikan. Ini akan mendukung ketersediaan tenaga pendidikan dan SDM kesehatan Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM