Balikpapan, 21 Juni 2023
RSUD dr. Kanujoso yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur merupakan salah satu rumah sakit daerah yang menerima dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2022 sebesar Rp 18 miliar.
Dana tersebut digunakan untuk peningkatan kualitas dan mutu layanan melalui pemenuhan beberapa alat kesehatan, salah satunya Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) yang telah tiba dan digunakan sejak bulan Desember tahun 2022 lalu.
ESWL merupakan teknik perawatan non invasif yang digunakan untuk memecah batu ginjal. Cara kerjanya dengan memanfaatkan gelombang kejut dan x-ray yang ditempatkan di mesin lithotripter.
Gelombang kejut dari mesin itu akan menghasilkan gerakan yang dapat memecah batu menjadi potongan-potongan kecil, kemudian keluar bersama urine dalam beberapa hari atau minggu pasca tindakan.
Karenanya tidak semua batu ginjal bisa menggunakan prosedur ini. ESWL hanya efektif digunakan pada pasien batu ginjal dengan ukuran dibawah 2 cm dan bentuk batu yang tidak terlalu keras, sehingga lebih mudah dihancurkan.
“(Prosedur ESWL) tujuannya memang tidak diangkat, kita hanya bisa kasus-kasus selektif yakni kasus batu dibawah 2 cm dan tidak terlalu keras, sehingga kita perkirakan bisa pecah dengan ESWL yang nantinya bisa mengikuti aliran air kencing dari ginjal,” kata dr. Dwi Waskito, selaku dokter ahli Urologi di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo.
dr. Dwi mengatakan tindakan non invasif ESWL pada prinsipnya sama dengan tindakan invasif. Sebelum menjalani ESWL, pasien terlebih dahulu harus melakukan sejumlah pemeriksaan seperti pemeriksaan laboratorium, EKG, CT-Scan tes darah, tes urine serta diagnostik. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui riwayat kesehatan dan fungsi ginjal pasien, mengingat potensi risiko saat tindakan tetap saja ada.
Setelah dilakukan pemeriksaan, selanjutnya mesin lithotripter diposisikan bersentuhan dengan panggul pasien di sisi batu. Prosedur ESWL biasanya berlangsung selama satu jam. Persiapan pun juga bisa dilakukan di hari yang sama, bahkan pasien juga bisa pulang di hari yang sama.
“Pemulihannya lebih cepat. Risiko lainnya juga lebih kecil bila dibandingkan dengan tindakan invasif,” terang dr. Dwi.
Ia mengatakan, kehadiran alat ESWL di RSUD dr. Kanujoso membantu mendekatkan pelayanan kesehatan sekaligus mengurai antrian pasien yang akan melakukan tindakan. Pasalnya, sebelum RSUD dr. Kanujoso punya ESWL, kasus-kasus ginjal banyak yang dirujuk ke luar Provinsi Kalimantan Timur bahkan ke luar pulau Kalimantan seperti Jakarta dan Surabaya.
Sejak pertama kali tiba pada Desember 2022 hingga saat ini, ESWL di RSUD dr. Kanujoso telah menangani kurang lebih 40 pasien.
“Terima kasih kepada Kementerian Kesehatan, atas bantuan ini pelayanan urologi di RSUD dr. Kanujoso kualitasnya semakin meningkat, sehingga pasien bisa dilayani dengan baik,”ucapnya.
Salah seorang pasien, Nur Slamet (54) bercerita bahwa ia secara khusus datang dari Kampung Baru, Kalimantan Selatan untuk mendapatkan prosedur ESWL di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
Lali-kaki paruh baya ini rela menempuh perjalanan sekitar 4 jam dengan harapan bisa segera pulih dari penyakit batu ginjal.
Ia membeberkan bahwa dirinya didiagnosis menderita batu ginjal pada Januari 2023 lalu. Total ada 2 batu, satu batu berukuran cukup besar sedangkan satu batu berukuran kecil. Atas kondisinya, pada Februari 2023 dilakukan pembedahan untuk mengangkat batu ginjalnya yang besar.
Kini, 4 bulan berlalu, Nur Slamet sedang bersiap untuk penanganan batu ginjal yang kedua. Beruntungnya, yang kedua ini memiliki ukuran lebih kecil sehingga bisa dilakukan prosedur ESWL.
“Saya operasi bulan Februari 2023 setelah mengalami dua kali sakit hebat di perut sebelah kanan, ternyata Ada batu ginjal sebesar jahe, setelah operasi saya sudah baikan tidak sakit seperti yang semula,” katanya.
“Sekarang saya sedang di USG untuk batu ginjal yang kedua, semoga semuanya juga lancar,” terangnya.
Pengalaman yang sama juga dialami dr. Daniel, seorang dokter yang juga bertugas di RSUD dr. Kanujoso yang telah menjalani prosedur ESWL.
Dikatakan bahwa setelah menjalani prosedur ESWL, batu ginjal yang dialaminya telah luruh menjadi potongan-potongan kecil untuk selanjutnya keluar bersama urine.
“Pasca tindakan itu sudah keluar (potongan batu ginjal), di awal-awal keluar darah tapi itu tidak apa-apa,” ujarnya.
dr. Daniel mengaku selama tindakan ia tidak merasakan sakit, nyeri ataupun efek samping lainnya, bahkan usai tindakan dirinya sudah bisa berjalan dan beraktivitas seperti biasa.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid