Makkah, 21 Juni 2023
Satu pekan menuju puncak haji, petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) bidang kesehatan di Arab Saudi melaksanakan berbagai persiapan untuk pelayanan kesehatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
“Kami mendirikan beberapa pos kesehatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Harapannya dapat mendekatkan akses jemaah haji kepada pelayanan kesehatan,” tutur Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo, A.K, M.M, Selasa (20/6).
Untuk pelayanan kesehatan di Armuzna, tim kesehatan haji menyediakan beberapa pos kesehatan yang akan melayani jemaah haji saat menjalankan puncak haji. Pertama di Arafah didirikan satu pos kesehatan (Poskes) utama dan 6 Poskes satelit. Poskes di Arafah dioperasikan oleh tim kesehatan daerah kerja bandara dan dibantu oleh Emergency Medical Team (EMT) dan Tim Promosi Kesehatan.
Poskes utama di Arafah tersedia sekitar 30 bed perawatan dan di dalamnya juga terdapat fasilitas pemulihan jika terjadi heatstroke. Selain itu juga dibuat 5 pos satelit yang ditempatkan menyebar di dekat tenda-tenda jemaah.
“Di Arafah, kami dirikan satu pos kesehatan utama dan enam pos kesehatan satelit. Di pos kesehatan utama terdapat sekitar 30 bed perawatan dan fasilitas pemulihan jika terjadi heatstroke. Pos kesehatan satelit ini lebih ke penanganan pertama dan sifatnya sementara. Jika membutuhkan perawatan kesehatan lebih lanjut, maka dapat dikirim ke poskes utama arafah, KKHI Makkah, dan/atau Rumah Sakit Arab Saudi,” kata Kapus Liliek.
Setelah melaksanakan wukuf di Arafah, jemaah haji akan bergerak ke Muzdalifah. Di Muzdalifah, didirikan pos kesehatan sebanyak 11 unit yang dioperasikan oleh tim kesehatan dari KKHI Makkah.
Operasional Poskes ini hanya semalam dan diharapkan tim kesehatan Makkah dapat segera kembali ke KKHI Makkah. Tim ini disiagakan untuk menangani kasus rujukan dari Poskes Mina.
Setelah bermalam di Muzdalifah, jemaah haji akan bergerak ke Mina untuk selanjutnya akan tinggal selama 3 hari untuk melakukan lempar jamrah. Di Mina, didirikan pos kesehatan utama yang dioperasionalkan oleh tenaga kesehatan KKHI Madinah.
Sedikit berbeda dengan tahun lalu, selain Poskes utama Mina akan disiagakan gabungan tim EMT, tim Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH), tim perlindungan jemaah (Linjam), dan petugas sektor di sepanjang jalur menuju jamarat.
Gabungan 4 unsur ini akan dibagi menjadi beberapa tim yang akan melakukan pelayanan kesehatan bergerak dari pos ke pos di jalur atas dan bawah. Tim gabungan ini akan melakukan skrining dan pengamatan kesehatan jemaah yang berlalu-lalang sehingga bisa memberikan bantuan kesehatan bagi jemaah haji yang membutuhkan.
“Titik kritis adalah saat prosesi di Mina, oleh karenanya dibuat tim gabungan dari EMT, P3JH, Linjam dan petugas sektor. Saat ini tidak ada lagi pembedaan tugas antara Kemenkes dan Kemenag. Semua melebur untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji,” ungkapnya.
Konsep pelayanan Armuzna sekarang adalah tidak ada lagi pembedaan tugas. Semua petugas baik dari Kemenkes dan Kemenag melebur jadi satu untuk memberikan pelayanan supaya jumlah petugas akan lebih banyak dan pertolongan bisa lebih dekat lagi dengan jemaah.
Selain sarana dan prasarana, tim kesehatan telah menyiapkan dari segi jemaah haji. Seluruh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) telah melakukan identifikasi pada 50 jemaah risiko tinggi (Risti) di setiap kloter. Setelah tiba di Tanah Suci jemaah Risti ini terus dimonitoring kesehatan melalui visitasi rutin TKH dan medical check up (MCU) di KKHI.
Jelang Armuzna, akan dilakukan identifikasi nominasi jemaah yang disarankan untuk mengikuti safari wukuf dari hasil pemantauan rutin di kloter dan MCU. Nominasi safari wukuf dari tiap sektor akan dilakukan seleksi pemeriksaan dokter spesialis melalui poli safari wukuf di KKHI Makkah.
Hasil poli safari wukuf ini akan memilah mana yang dapat diikutkan safari wukuf, badal haji, atau wukuf bersama jemaah di kloternya.
“Kita tidak lelah untuk selalu mensosialisasikan dan mengimbau jemaah haji yang sudah tidak mampu lagi bergerak ke Arafah dan Mina untuk dibadalkan ibadahnya. Jika jemaah yang dirawat di RSAS nanti badal haji atau safari wukuf akan ditangani oleh pemerintah Arab Saudi. Sedangkan jemaah haji sakit yang dirawat di KKHI Makkah jika memungkinkan diikutkan safari wukuf, bagi yang tidak memungkinkan akan dibadalkan,” Ungkap Kapus Liliek.
Lebih lanjut Kapus Liliek menyampaikan tim promosi kesehatan juga menggencarkan edukasi kepada jemaah haji agar jemaah haji mengurangi aktifitas di luar penginapan menjelang Armuzna. Jemaah haji diimbau untuk mewaspadai cuaca panas yang ekstrim.
Dalam edukasi kepada jemaah ini, tim promosi kesehatan bekerja sama dengan tim bimbingan ibadah, ketua sektor, ketua kloter, hingga ketua regu.
“Kami mengimbau para jemaah haji untuk mewaspadai cuaca panas yang ekstrim dan mengurangi aktifitas di luar agar saat prosesi Armuzna jemaah haji dapat menjalankan rangkaian ibadah dengan stamina penuh,” tutur Kapus Liliek.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id (RW).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid