Jakarta, 12 April 2021
Tim Dokter RSAB Harapan Kita berhasil melakukan operasi pemisahan kembar siam Naifa dan Nayyara yang digelar pada Sabtu, 10 April 2021. Mereka merupakan Bayi kembar siam dengan jenis conjoined twin : Pygopagus yang mana secara fisik bersatu di dasar tulang belakang (area Sacro Coccygeal ) dan wajahnya tidak berhadapan satu sama lain.
Dr.dr Didi Danukusumo, Sp.OG (K), Direktur Utama RSAB Harapan Kita mengatakan bahwa operasi pemisahan ini merupakan yang tersulit sepanjang kasus kembar siam yang pernah ditangani oleh RSAB Harapan Kita. Sebab, kasus kembar dempet tulang ekor ini merupakan yang pertama di Indonesia.
“Tentunya pekerjaan ini bukan yang sederhana, jadi kami mulai itu Sabtu pagi dan baru selesai pada Minggu pagi. Total waktu yang diperlukan adalah 25 jam. Kami sudah melakukan 5 operasi pemisahan kembar siap, tapi operasi kalo ini merupakan yang tersulit,” katanya dalam keterangan pers yang digelar secara virtual pada Senin (12/4).
Kendati sulit, Dokter Penanggung Jawab Pasien dr. Alexandra, Sp.BA menyebutkan secara keseluruhan proses operasi pemisahan berlangsung dengan lancar. Hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari seluruh pihak, yang telah terlibat sejak persiapan hingga proses operasi selesai.
“Kelainan yang dialami oleh Naifa dan Narraya ini, dempet di daerah tulang ekornya dan ini bukan sesuatu yang mudah dan kasus ini merupakan yang pertama kali bagi kami. Karena kasus yang sebelumnya, berbeda dengan ini. Sehingga, ini merupakan tantangan tersendiri bagi kami,” kata dr. Alex.
Naifa dan Nayyara lahir secara caesar pada tanggal 17 November 2019 di RSIA Assalam Cibinong. Dengan kondisi mereka yang kembar dempet bagian tulang belakang (area SacroCoocygeal), selanjutnya ke rujuk RSAB Harapan Kita untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
“Sejak awal, mereka telah dipantau mulai dari pertumbuhan, perkembangan, dan berbagai pemeriksaan serta persiapan untuk operasi pemisahan,” kata Ketua Tim Kembar Siam, DR. dr. Johannes Edy Siswanto, SpA(K).
Dia menjelaskan bahwa sejumlah persiapan telah dilakukan untuk memastikan kelancaran operasi. Sebelumnya, tim telah melakukan pertemuan dan pembahasan kasus secara berkala serta pertemuan koordinasi teknis pelaksanaan operasi yang melibatkan seluruh tim baik tim medis dan non-medis.
Pihak kelurga juga telah diberikan edukasi serta Informed Consent pada Kamis, 31 Maret 2021 di Ruang Sidang RSAB Harapan Kita. Pihak keluarga telah menyetujui serta memahami hal-hal yang akan dihadapi setelah dilakukan operasi pemisahan.
Pada pelaksanaanya, RSAB Harapan Kita turut membantu pelaksanaan operasi berjumlah 131 tim medis yang terdiri dari 39 orang dokter spesialis dan 24 orang tim perawat bedah dan anestesi, serta tim non medis sejumlah 68 orang. Beberapa tenaga medis Spesialis, turut melibatkan dari rumah sakit luar, diantaranya Rumah Sakit Kanker Dharmais, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Carolus, Rumah Sakit Adhyaksa, dan Pusat Kesehatan Angkatan Darat.
Setelah menjalani operasi selama 25 jam, saat ini mereka dirawat di Ruangan PICU. Keduanya terus dipantau secara ketat dibawah pengawasan dokter. Hingga Senin pagi (12/4), kondisi Naifa cenderung lebih stabil dibandingkan Nayara. Dan tentunya, diharapkan terus membaik.
“Setelah keadaan kondisi kesehatannya stabil maka keduanya akan dipindahkan ke Ruang Rawat Bedah Anak,” tutur dr. Alex.
Untuk menghindari dan meminimalisir timbulnya penyakit bawaan pasca operasi, kedepannya tim media akan terus memantau perkembangan Naifa dan Nayyara baik dari segi Tumbuh Kembang, Nutrisi dan fisioterapi nya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (MF)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM