Semarang, 13 September 2025
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berharap Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi menjadi sentra layanan kesehatan di Jawa. Ia menekankan pentingnya rumah sakit berani melakukan lompatan besar dalam mendukung transformasi kesehatan nasional.
“Saya berharap Rumah Sakit Kariadi bisa menjadi pusat pelayanan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Semua orang yang sakit bisa sembuh di Kariadi. Untuk itu, layanan yang diberikan harus paripurna dan paling canggih,” ujar Menkes Budi pada acara puncak Seabad RSUP Dr. Kariadi, Sabtu (13/9).
Salah satu terobosan yang diapresiasi adalah layanan transplantasi sumsum tulang belakang (bone marrow transplant) bagi pasien kanker darah seperti multiple myeloma, lymphoma, dan leukemia.
“Ini terapi paling paripurna untuk kanker darah. Kariadi sudah bisa melakukan itu,” jelasnya.
Menkes Budi menegaskan Indonesia tidak boleh kalah dari negara tetangga. Setiap tahun ratusan pasien memilih berobat ke luar negeri dengan biaya miliaran rupiah, termasuk untuk bone marrow transplant.
“Kalau keterampilan dokter kita meningkat dan reputasi rumah sakit bagus, orang akan percaya dan memilih berobat di Indonesia,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya inovasi pembiayaan di rumah sakit.
“Kalau ada dua pasien yang mampu, itu bisa mensubsidi lima sampai enam pasien kurang mampu. Jadi dana harus dipakai untuk menyelamatkan nyawa, bukan disimpan di deposito,” tegasnya.
Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi, dr. Agus Akhmadi, M.Kes, menyatakan usia seabad bukan sekadar angka, melainkan perjalanan pengabdian. Dari rumah sakit kecil di masa kolonial, kini Kariadi tumbuh menjadi rumah sakit vertikal kelas A, pusat pendidikan nasional, rumah sakit pendidikan utama, dan pengampu layanan kesehatan masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Agus juga memperkenalkan Kariadi Now sebagai simbol kesiapan memasuki abad baru.
“Kami bertekad menjadikan RS Kariadi sebagai rumah sakit harapan masyarakat, pusat ilmu pengetahuan, dan mercusuar kesehatan bangsa,” ungkapnya.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi turut memberikan apresiasi dan berharap layanan kesehatan menjangkau hingga desa-desa.
“Pelayanan kesehatan sejatinya harus dirasakan masyarakat desa yang sangat membutuhkan. Tidak boleh ada diskriminasi, termasuk bagi disabilitas, lansia, maupun kelompok rentan lainnya,” tegasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (D2/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM