Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Tingkat Penularan TBC di Lapas Sangat Tinggi, Wamenkes Tinjau Langsung Proses Skrining

24

Tangerang, 19 Maret 2025

Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, menegaskan bahwa tingkat penularan tuberkulosis (TBC) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) jauh lebih tinggi dibandingkan di lingkungan terbuka. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan memastikan seluruh tahapan skrining hingga pemberian pengobatan berjalan optimal.

Hari ini, Rabu (19/3), Kemenkes bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemen Imipas), serta Kementerian Sosial (Kemensos) melakukan peninjauan proses pemeriksaan TBC dan pemeriksaan kesehatan gratis di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang, Banten.

Prof. Dante menjelaskan bahwa para warga binaan akan diidentifikasi untuk menemukan kasus TBC. Bagi yang terdiagnosis, segera diberikan pengobatan, sementara bagi yang tidak, dilakukan tindakan pencegahan.

“Kita hadir di sini untuk sebuah nilai kemanusiaan bahwa setiap hidup harus selalu diperhatikan, bahwa setiap harapan harus selalu diupayakan, termasuk dalam hal ini adalah upaya skrining kesehatan bagi ibu-ibu warga binaan,” ujar Prof. Dante.

Ia memahami bahwa kehidupan di dalam Lapas memiliki tantangan tersendiri, yang sering kali membuat warga binaan merasa dilupakan. Namun, skrining TBC dan pemeriksaan kesehatan gratis hari ini membuktikan bahwa negara hadir untuk mereka.

Dalam skrining ini, sebanyak 218 warga binaan di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang menjalani pemeriksaan TBC dengan metode Active Case Finding, yang mencakup pemeriksaan rontgen dada dan Tes Cepat Molekuler (TCM) bagi yang dicurigai mengidap TBC.

Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan kesehatan gratis melalui paket cepat yang mencakup 10 pemeriksaan, antara lain skrining merokok, status gizi, tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, TBC, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, kesehatan jiwa, dan geriatri. Mengingat sasaran adalah warga binaan perempuan, skrining juga meliputi IVA test, SADARI, serta tes cepat untuk HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.

Prof. Dante menambahkan lembaga pemasyarakatan adalah tempat di mana satu kamar diisi oleh banyak orang dan jika ada satu orang tertular TBC maka semua penghuni kamar harus diskrining.

“Semoga apa yang kita lakukan hari ini dapat bermanfaat bagi ibu-ibu yang ada dalam Lapas binaan ini sehingga nanti ibu-ibu selesai menjalani binaan di Lapas ini keluar tetap sebagai warga negara yang sehat yang sama haknya dengan warga negara lain,” ucap Prof. Dante.

Sinergi untuk Penanggulangan TBC di Lapas

Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Banten, Muhammad Ali Syeh Banna mengatakan program skrining di Lapas merupakan upaya untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Ia berharap program ini dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat sekaligus menjadi deteksi dini pelayanan kesehatan bagi seluruh warga binaan.

“Semoga Sinergi dan kolaborasi yang terus berlanjut ini memberikan kemajuan bersama untuk lembaga pemasyarakatan yang lebih baik,” ucap Ali.

Sementara itu, Walikota Tangerang Sachrudin menambahkan TBC di Indonesia masih menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan dengan tuntas. Hal ini tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga terhadap kualitas hidup dan produktivitas masyarakat Indonesia.

Menurutnya, diperlukan kebersamaan yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengatasi TBC.

“Sebagai bentuk komitmen nyata Pemerintah Kota Tangerang telah menetapkan Peraturan Walikota nomor 77 Tahun 2022 tentang Penanggulangan TBC,” ungkap Sachrudin..

Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Silmi Karim, menyoroti kondisi overcrowding di Lapas yang meningkatkan risiko penularan TBC hingga 10 kali lipat dibandingkan masyarakat umum. “Dengan kapasitas seharusnya 140 ribu orang, kini jumlah penghuni lapas mencapai 280 ribu. Ini membuat penularan penyakit sangat cepat, tidak hanya bagi warga binaan, tetapi juga petugas dan pengunjung,” jelasnya.

Sejalan dengan upaya kesehatan ini, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronika Tan, melihat program ini sebagai kesempatan bagi warga binaan untuk tetap produktif. “Hari ini, selain skrining TBC, ada juga pemeriksaan IVA. Ini menjadi titik awal pemberdayaan perempuan agar mereka memiliki tekad untuk perubahan,” tuturnya.

Melalui sinergi lintas sektor ini, pemerintah berkomitmen untuk memastikan hak kesehatan bagi seluruh masyarakat, termasuk warga binaan di dalam Lapas.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (D2/SK)

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik

Aji Muhawarman, ST, MKM

Artikel Sebelumnya
DWP Bersama Korpri Kemenkes Berbagi Bingkisan dan Santunan Yatim

RILIS KEMENTERIAN KESEHATAN


KALENDER KEGIATAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950
Indonesia

Ikuti Kami:

© 2025