Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

5 Tips Menjaga Kesehatan Balita yang Sering Dianggap Sepele tapi Penting

65

Menjaga kesehatan Balita bukan cuma soal imunisasi atau cek rutin ke dokter. Ada hal-hal kecil yang kelihatannya sepele, tapi justru sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang si kecil. Berikut 5 tips sederhana namun terbukti penting menurut berbagai penelitian ilmiah.

1. Cuci Tangan Sebelum Menyusui dan Memberi Makan

Kelihatannya sederhana, tapi menurut jurnal The Lancet Global Health (2021), praktik mencuci tangan ibu dengan sabun sebelum menyentuh makanan balita dapat menurunkan risiko diare hingga 40%.

Diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Padahal, langkah preventifnya semudah mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik.

Referensi: Wolf, J. et al. (2021). Impact of Handwashing on Diarrheal Disease in Children Under Five. The Lancet Global Health.

2. Menjaga Kebersihan Mainan Anak

Mainan sering masuk ke mulut balita. Penelitian dari Pediatrics (2019) menunjukkan bahwa permukaan mainan bisa menjadi sarang bakteri dan virus, termasuk norovirus dan rotavirus.

Sterilisasi rutin—cukup dengan air sabun hangat atau disinfektan ramah anak—dapat mencegah infeksi saluran cerna dan pernapasan.

Referensi: Julian, T. R. et al. (2019). Fomites and Child Health: Evidence from Daycare Centers. Pediatrics Journal.

3. Tidur Cukup dan Teratur

Tidur bukan hanya waktu istirahat, tapi juga saat tubuh memproduksi hormon pertumbuhan dan memperkuat imunitas. Studi dari Sleep Medicine Reviews (2020) menyebutkan balita yang tidur kurang dari 10 jam per hari lebih rentan mengalami gangguan perilaku dan penurunan daya tahan tubuh.

Tipsnya: buat rutinitas tidur yang konsisten, hindari layar gadget satu jam sebelum tidur, dan ciptakan suasana kamar yang tenang.

Referensi: Mindell, J. A., et al. (2020). Sleep and Immune Function in Early Childhood. Sleep Medicine Reviews.

4. Tidak Memaksa Anak Makan

Si kecil susah makan? Jangan langsung dipaksa. Ternyata, memaksa anak makan justru bisa menurunkan nafsu makan dan berdampak jangka panjang terhadap kebiasaan makan yang tidak sehat.

Jurnal Appetite (2021) menegaskan bahwa “responsive feeding” alias memberi makan sesuai sinyal lapar dan kenyang anak, lebih efektif mendukung pertumbuhan ideal.

Referensi: Black, M. M. & Aboud, F. E. (2021). Responsive Feeding and Child Health Outcomes. Appetite.

5. Eksposur Sinar Matahari Pagi

Vitamin D penting untuk pertumbuhan tulang dan sistem imun balita. Sinar matahari pagi (sebelum jam 9) membantu tubuh memproduksi vitamin D alami.

Penelitian dari Journal of Pediatric Endocrinology (2018) menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang terpapar sinar matahari berisiko mengalami defisiensi vitamin D dan gangguan pertumbuhan.

Referensi: Holick, M. F. et al. (2018). Sunlight and Vitamin D in Childhood. Journal of Pediatric Endocrinology and Metabolism.

 

Hal-hal kecil seperti cuci tangan, membersihkan mainan, tidur cukup, makan tanpa paksaan, dan berjemur bukan cuma kebiasaan baik—tapi juga langkah ilmiah yang terbukti melindungi kesehatan balita. Yuk, jangan anggap sepele!

 

Artikel Sebelumnya
Puskesmas Tak Stabil Listrik, Menkes Budi Janji Koordinasi dengan PLN
Artikel Selanjutnya
Menkes Usul Lomba Kader Penemu Pasien TBC: Kelurahan Rambutan Jadi Contoh

RILIS KEMENTERIAN KESEHATAN


KALENDER KEGIATAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950
Indonesia

Ikuti Kami:

© 2025