Jakarta, 27 Agustus 2025
President and Chief Executive Officer Accreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) International, James Arrighi, menegaskan bahwa proses akreditasi pendidikan dokter spesialis yang dijalankan organisasinya tidak berorientasi pada keuntungan finansial. Ia menekankan, ACGME adalah lembaga independen, bukan milik pemerintah, dan seluruh kegiatannya dijalankan secara sukarela.
“Melihat kerja kami di luar Amerika Serikat, kami adalah sebagai pelaksana akreditasi secara global. Kami bekerja secara sukarela, kami diundang, mau itu di rumah sakit ataupun di negara. Kami tidak bekerja untuk profit, kami tidak dibawa pemerintah, dan kami berdiri sendiri dari segi akreditasi,” ujar Arrighi.
Ia menambahkan, kerangka kerja yang digunakan ACGME diadaptasi agar sesuai dengan kebutuhan global, meski berakar dari pengalaman di Amerika Serikat.
“Saya tidak menyebutkan kami menggunakan kerangka kerja Amerika, tapi diadaptasi untuk digunakan sehingga dapat digunakan untuk aplikasi global,” jelasnya.
Menurut Arrighi, keputusan akreditasi pun tidak ditentukan oleh dirinya maupun staf ACGME, melainkan oleh para sukarelawan yang berasal dari rekan sejawat di bidang pendidikan medis di negara bersangkutan. Pendekatan non-profit dan independen ini menjadi landasan bagi ACGME untuk menjaga objektivitas dalam menilai institusi pendidikan kedokteran.
“Yang terpenting adalah keterbukaan serta penghargaan terhadap konteks lokal, karena itu kunci untuk memastikan kualitas pelatihan dokter spesialis,” tegasnya.
Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) menyelenggarakan The 2nd International Conference on Advancing Postgraduate Medical Education (PGME) 2025 dengan tema “Aligning Standards, Strengthening Systems, Empowering Future Specialists”.
Konferensi berlangsung pada 27–28 Agustus 2025 di Hotel Raffles Jakarta, dihadiri lebih dari 1.000 peserta dari dalam dan luar negeri, mulai dari regulator, akademisi, praktisi, organisasi profesi, pimpinan rumah sakit, dosen klinis, residen, hingga mitra internasional.
Lembaga internasional yang turut berpartisipasi antara lain ACGME International, SingHealth, dan Joint Committee on Specialist Training (JCST).
Dalam kesempatan tersebut, ACGME International menyerahkan Sertifikat Akreditasi kepada enam Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU), yaitu:
1. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
2. RS Anak dan Bunda Harapan Kita
3. RS Pusat Otak Nasional (RS PON)
4. RS Kanker Dharmais
5. RS Mata Cicendo
6. RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Arrighi menutup dengan menegaskan pentingnya kolaborasi jangka panjang antara ACGME dan Indonesia.
“Setiap pertemuan dengan Indonesia menjadi kesempatan untuk saling belajar. Komitmen kami adalah mendampingi Indonesia memperkuat sistem pendidikan kedokteran, tanpa menjadikan akreditasi sebagai komoditas bisnis. Pekerjaan kami mungkin kecil, tetapi kami berharap memberi kontribusi penting bagi masa depan pendidikan kedokteran di Indonesia,” ujarnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (D2/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM