Jakarta, 26 Februari 2017
Untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan RI membuat cara baru, yakni Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Dengan cara ini, selain memungkinkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan secara langsung juga dapat melakukan intervensi seperti promosi kesehatan, dan pelayanan sesuai yang dibutuhkan.
“Ini adalah cara baru bukan program baru, program yang sudah ada dan SDM yang sudah ada diintegrasikan,” kata Dirjen Pelayanan Kesehatan RI dr. Bambang Wibowo, SP,OG(K), MARS usai membahas isu kebijakan kesehatan di Gedung Kemenkes RI, Minggu (26/2).
Pendekatan keluarga merupakan program lanjutan dari program Indonesia sehat yang memungkinkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan secara langsung. Ada 12 indikator keluarga sehat, yakni keluarga mengikuti KB, ibu bersalin di Faskes, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan, pertumbuhan Balita dipantau tiap bulan, penderita TB Paru berobat sesuai standar, penderita hipertensi berobat teratur, gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan, tidak ada anggota keluarga yang merokok, keluarga mempunyai akses terhadap air bersih, keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat, dan sekeluarga menjadi anggota JKN/askes.
Untuk menyempurnakan Program Indonesia sehat, diperlukan cara baru berupa pendekatan keluarga.
“Sebelumnya program Indonesia sehat sudah dilakukan di 9 provinsi, nah sekarang diterapkan di seluruh provinsi, yang insya Allah bisa mempercepat pencapaian masyarakat Indonesia yang sehat,” kata dr. Bambang.
Program ini sudah direncanakan dengan sistematis untuk mempermudah saat pelaksanaannya. Pada 2017 ini ditargetkan sebanyak 2.926 Puskesmas di 34 Provinsi dan 514 kabupaten/kota untuk program pendekatan keluarga.
Program pendekatan keluarga dilakukan dengan mendatangi langsung setiap keluarga oleh petugas Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan akses pelayanan kesehatan. Teknisnya, dilakukan identifikasi masalah terlebih dahulu di daerah tersebut kemudian ditentukan perkiraan waktu penyelesaiannya.
“Misalnya, setelah Puskesmas menemukan masalah yang dihadapi, kemudian kapan mereka bisa menyelesaikannya. Bedasarkan sumber daya yang ada bisa menyelesaikan satu bulan pertama untuk satu RT, bulan kedua satu RW, bulan ketiga satu desa, dan seterusnya,” tambah dr. Bambang
Strategi pelaksanaannya dilakukan pendataan pendekatan keluarga di Puskesmas yang fokus pada penyelesaian satu per satu desa di wilayah kerjanya. Setelah satu desa diselesaikan pendataan sampai tahap intervensi kemudian dapat menjadi contoh untuk dimulainya pendataan di desa lainnya sampai selesai intervensi.
Pelaksanaan dengan strategi fokus satu persatu tersebut menjadi lesson learned sehingga di desa selanjutnya diharapkan menjadi lebih baik dan optimal. Sayangnya, yang menjadi hambatan saat ini di antaranya masalah variasi geografis, dan sumber daya. Namun kata dr. Bambang, akan diusahakan untuk mengatasi masalah itu secepatnya.
“Dengan pendekatan keluarga kita ingin progam Indonesia sehat terlaksana, ada 12 indikator keluarga sehat tadi yang harus tercapai,” katanya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP. 196110201988031013