ASEAN BioDiaspora Virtual Center atau ABVC merupakan proyek ASEAN BioDiaspora untuk memonitor kejadian/potensi kegawatdaruratan kesehatan masyarakat di negara anggota ASEAN, kawasan, dan global melalui data surveilans infectious diseases, epidemics, dan pandemics. Dalam pelaksanaannya, tools yang digunakan oleh ABVC adalah big data, analytic BlueDot, dan data primer-sekunder lainnya (WHO, publikasi, dll). Dan saat ini, produk yang telah berhasil dihasilkan adalah situational report kawasan ASEAN, yang telah terbit 3x dalam satu minggu sejak Januari 2020.
Implementasi ABVC di Indonesia
Pada implementasinya, ASEAN Health Cluster 2 Meeting yang dilaksanakan pada September 2022. telah menetapkan Indonesia sebagai host country ABVC, untuk:
1. Maturity ABVC menjadi Regional Data Hub for Disease Surveillance Public Health Intelligence yang inter-connected dengan nasional, regional dan global data-hub.
2. Mendukung ACPHEED Detection and Risk Assessment yang akan didirikan di Jakarta.
Sehingga dengan demikian, terdapat banyak dukungan yang diberikan untuk pendirian ABVC di indonesia, yaitu berupa:
1. ROK: LoI 2022: 79,000 USD untuk ABVC di Jakarta Jan-June 2023 (RoK dukung pembiayaan s.d. 2025).
2. Canada Global Partnership Programme (Canada GPP): 55,000 USD untuk dukungan pembiayaan untuk ABVC Manila masa Transisi mendukung ABVC di Indonesia sd June 2023.
3. Australia: terbuka untuk project proposal dan dapat menggunakan dana ACPHEED (21 jt AUSD).
4. WHO: kolaborasi untuk sumber data.