Jakarta, 6 Oktober 2025
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menghadiri peresmian Diorama Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) yang menjadi simbol pelestarian arsip dan sejarah pengawasan obat serta makanan di Indonesia.
Diorama BPOM menggambarkan peranan arsip dalam mendukung kinerja organisasi, serta menjadi bukti akuntabilitas dan pertanggungjawaban lembaga kepada publik. Ruangan diorama terbagi menjadi dua area utama dengan tema berbeda.
Ruang pertama menampilkan peta sebaran wilayah kerja BPOM, filosofi logo, serta struktur organisasi melalui media LED TV, dilengkapi etalase bertema “BPOM Menjulang, Membumi, dan Mengakar.” Sementara itu, ruang kedua menyajikan kutipan para pimpinan BPOM, foto Kepala BPOM dari masa ke masa, dokumentasi kegiatan, hingga miniatur pakaian seragam pegawai.
Dalam sambutannya, Menkes Budi menekankan pentingnya peran BPOM dalam menghadapi tantangan pengawasan obat dan makanan di tengah dinamika global.
“Kita juga bagian dari sejarah. Kita tidak tahu nanti 10 atau 20 tahun ke depan akan seperti apa. Kebutuhan masyarakat terhadap obat dan makanan akan terus meningkat,” ujar Menkes Budi di gedung BPOM, Jakarta, Senin (6/10).
Menkes Budi menambahkan perubahan iklim global juga berpotensi menghadirkan ancaman baru dari patogen yang sebelumnya tidak terdeteksi.
“Dalam climate change ini, kita tidak tahu apakah ada patogen baru yang lompat dari binatang lain. Artinya, selain jumlah makanan bertambah, jenis patogennya pun bisa bertambah,” jelasnya.
Menurut Menkes, BPOM memiliki peran strategis sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan obat dan makanan. Tantangan di masa depan diperkirakan semakin kompleks seiring bertambahnya populasi, beragamnya produk pangan dan obat, serta meningkatnya risiko racun dan patogen.
“Tes yang paling segera harus dilakukan adalah melindungi anak-anak kita dari keracunan makanan,” tegasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala BPOM Taruna Ikrar menegaskan BPOM terus berupaya memperkuat sistem pengawasan dan kapasitas kelembagaan agar lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Salah satu langkah nyata adalah diterbitkannya Peraturan Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Produk Terapi Advanced, yang bertujuan mempercepat ketersediaan obat inovatif sekaligus melindungi kesehatan masyarakat.
Lebih lanjut, Taruna menyampaikan BPOM saat ini tengah menunggu hasil akhir assessment World Health Organization (WHO) Listed Authority (WLA), yang akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
“Dengan WLA ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem global,” ujar Taruna pada Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Sektor Kesehatan (Rakor KKSK).
Dengan adanya Diorama BPOM, diharapkan masyarakat dapat melihat jejak perjalanan, kiprah, dan komitmen BPOM dalam melindungi kesehatan masyarakat, sekaligus menjadi pengingat pentingnya pengawasan obat dan makanan di masa depan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (D2/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM