Jakarta, 2 Desember 2025
Kementerian Kesehatan RI mempercepat skrining dan penegakan diagnosis diabetes pada anak melalui program skrining kesehatan peserta didik nasional. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan langkah ini saat membuka Seminar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) “Comprehensive Approaches to Pediatric Diabetes: From Early Detection to Advanced Technology” di Jakarta, Selasa (2/12).”
Indonesia memiliki 50 juta anak usia sekolah, dan lebih dari 10.000 puskesmas kini memperkuat kemampuan skrining dan diagnostik. Hingga Juli lalu, 20 juta anak telah menjalani skrining dasar.
“Yang lebih penting adalah penyelesaian seluruh siklus diagnostik. Setelah skrining awal, anak yang terindikasi perlu menjalani skrining lanjutan, dan bila diperlukan dilanjutkan dengan pemeriksaan tahap ketiga untuk memastikan diagnosis diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2,” ujar Menkes.
Ia menekankan standarisasi perangkat pemeriksaan seperti ELISA, HbA1c, dan chemistry analyzer agar diagnosis diabetes tipe 1 dan 2 lebih akurat.
Pemerintah menargetkan seluruh jalur skrining dan diagnostik untuk 50 juta anak dapat terselesaikan tahun depan, termasuk penetapan tata laksana yang jelas bagi anak pra-diabetes maupun yang sudah terdiagnosis diabetes.
Project Lead CDiC Indonesia, Prof. Aman B. Pulungan, menambahkan bahwa kerja sama lintas negara dan teknologi berperan penting dalam deteksi dini.
“Dari empat juta anak yang kami skrining, sekitar 150.000 teridentifikasi pra-diabetes. Ini baru sebagian kecil dari total 80 juta anak Indonesia,” ujarnya.
Prof. Aman mengajak seluruh tenaga kesehatan untuk memperkuat deteksi dini, meningkatkan literasi keluarga, dan memperluas layanan diabetes anak.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI.Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (DJ/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM