Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Luncurkan Healthcare AI Hackathon 2025: Kolaborasi Inovator untuk Masa Depan Kesehatan Indonesia

47

Jakarta, 13 Oktober 2025

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara resmi membuka Indonesia Healthcare AI Hackathon 2025, ajang inovasi pertama yang berfokus pada penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di bidang kesehatan. Kegiatan ini bertujuan memperkuat sistem kesehatan nasional melalui solusi cerdas dan kolaboratif, sekaligus mempercepat transformasi menuju layanan kesehatan yang lebih efektif, efisien, dan inklusif.

Hackathon ini terselenggara melalui kolaborasi Kementerian Kesehatan dengan PwC Indonesia sebagai Exclusive Knowledge Partner dan Amazon Web Services (AWS) sebagai Exclusive Technology Partner, serta didukung oleh East Ventures, BGI Genomics, dan MGI. Sinergi lintas sektor ini menjadi tonggak penting dalam membangun ekosistem inovasi kesehatan yang berkelanjutan dan berdaya saing global.

Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. Dante Saksono Harbuwono yang membuka kegiatan ini menekankan bahwa peran AI adalah untuk memperkuat dan memberdayakan tenaga medis, bukan menggantikan mereka.

“Baru-baru ini Bill Gates menyatakan bahwa AI akan menggantikan dokter dalam sepuluh tahun. Itu terdengar kontroversial. Tapi mari jujur, berapa banyak dari kita yang mencari gejala atau obat di internet saat merasa tidak sehat? Dulu sulit memisahkan fakta dari misinformasi. Kini, dengan bantuan AI, kita bisa mendapatkan informasi kesehatan yang lebih akurat dan andal. Jadi, apakah Bill Gates benar? Kuncinya bukan pada penggantian, melainkan empowerment,” ujar Prof. Dante.

Dalam sambutannya, Prof. Dante menyoroti berbagai tantangan global dan nasional di sektor kesehatan—mulai dari penuaan populasi, kekurangan tenaga medis, meningkatnya biaya layanan, hingga ancaman penyakit tidak menular dan perubahan iklim. Di Indonesia sendiri, beban penyakit masih tinggi: tuberkulosis tetap termasuk tertinggi di dunia, stroke menjadi penyebab kematian utama, dan lebih dari 19 juta orang hidup dengan diabetes.

“Untuk menghadapi tantangan ini, Kementerian Kesehatan telah mulai membangun masa depan kesehatan berbasis AI. Kami melakukan uji klinis AI-powered chest X-ray untuk deteksi tuberkulosis, AI-assisted brain CT scan untuk deteksi stroke, meluncurkan AI chatbot untuk skrining risiko diabetes, dan bahkan mengembangkan AI-based call center di rumah sakit yang mampu memangkas waktu tunggu hingga 70% serta meningkatkan kepuasan pasien sebesar 35%,” jelasnya.

Menurut Prof. Dante, pendekatan konvensional tak lagi cukup untuk menjawab kompleksitas tantangan kesehatan. Indonesia, dengan lebih dari 17 ribu pulau, membutuhkan solusi cerdas yang mampu menjangkau seluruh wilayah.

“AI membuka peluang besar untuk memperkuat diagnosis, meningkatkan akurasi prediksi, memperluas akses layanan, dan membantu tenaga kesehatan membuat keputusan klinis yang lebih baik,” tambahnya.

Indonesia Healthcare AI Hackathon 2025 menghadirkan inovator lintas disiplin—mulai dari dokter, AI engineers, akademisi, peneliti, hingga pelaku industri—untuk berkolaborasi mengembangkan solusi teknologi bagi lima isu kesehatan prioritas: tuberkulosis, stroke, stunting, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Antusiasme peserta sangat tinggi. Dari target awal 40 tim, panitia menerima 278 proposal dari 10 negara. Tiga tim terbaik akan dipilih untuk melanjutkan ke tahap inkubasi, di mana ide mereka akan dikembangkan menjadi solusi nyata melalui dukungan funding network, expert pools, serta integrasi ke dalam MoH Sandbox milik Kementerian Kesehatan.

Deputi Transformasi Digital Kementerian Kesehatan, Setiaji, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan mempercepat pemanfaatan AI di bidang kesehatan.

“Hackathon ini bukan hanya tentang kompetisi, tapi tentang kolaborasi dan keberlanjutan. Kami ingin memastikan solusi AI yang lahir dari acara ini tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga relevan secara sosial, mudah diakses, dan memberdayakan masyarakat,” ujar Setiaji.

Melalui ajang ini, Kementerian Kesehatan menegaskan komitmennya menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi kesehatan berbasis teknologi di kawasan Asia Tenggara. Pendekatan kolaboratif ini diharapkan mampu mempercepat terwujudnya layanan kesehatan yang lebih cerdas, efisien, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

___

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email kontak@kemkes.go.id. (DJ/SK)

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik

Aji Muhawarman, ST, MKM

#setahunberdampak

Artikel Sebelumnya
Pemerintah Bentuk Panitia Seleksi Dewas dan Direksi BPJS

RILIS KEMENTERIAN KESEHATAN


KALENDER KEGIATAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950
Indonesia

Ikuti Kami:

© 2025