Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Inovasi KKHI Makkah: Bangun 158 Pos Satelit 

219

Mekkah, 14 Juli 2024

Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah melakukan beberapa inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi jemaah haji. Salah satu inovasi utama adalah pengaktifan pos satelit di 11 sektor.

Sebanyak 158 pos satelit, yang didirikan di 11 sektor, menjadi solusi untuk mendekatkan pelayanan kesehatan ke jemaah haji. Pos-pos ini dikelola oleh Tim Kesehatan Haji (TKH) Kloter dan menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah.

Dengan adanya pos satelit, jemaah haji semakin mudah mengakses fasilitas kesehatan di sektor. “Konsep pos satelit adalah layanan rawat jalan dan rujukan ke KKHI maupun RSAS tanpa memandang kloter jemaah. Layanan ini ditangani bersama-sama oleh TKH Kloter,” kata Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi tahun 1445 H/2024M dr. Indro Moerwoko di KKHI Makkah, 12 Juli 2024.

Selain pos satelit, KKHI Makkah mengadakan Poliklinik Risti Spesialis ke sektor. Tujuannya, mendekatkan layanan KKHI Mekkah ke sektor dan mengidentifikasi jemaah dengan risiko kesehatan tinggi untuk mempertahankan status istithaah kesehatan dengan konsep KKHI menyapa sektor.

dr. Indro menguraikan, Poli Risti Spesialis melakukan penapisan jemaah risti berat dengan menggunakan alat pemeriksaan dokter spesialis jantung (SpJP), spesialis paru (SpP), dan spesialis penyakit dalam (SpPD), serta alat mobilisasi dari dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi (SpKFR).

Lebih lanjut, dr. Indro menjelaskan mengenai skrining penyakit di kloter dan sektor dengan menggunakan alat-alat berikut:

Penyakit Jantung

Skrining dilakukan pada jemaah berusia di atas 40 tahun dengan Skor PTP (usia, jenis kelamin, nyeri dada/chest pain, diabetes, hipertensi, dislipidemia, merokok). Jika skor Clinical Model > 15 %, dilakukan tata laksana lebih lanjut.

Paru

Skrining menggunakan metode CURB modified (kebingungan/confusion, urea, laju nafas, tekanan darah, usia 65 ke atas). Jika skor > 3, dilakukan rawat inap atau perawatan intensif.

Penyakit dalam

Skrining dilakukan pada jemaah dengan hipertensi tidak terkontrol (tekanan darah sistolik > 180), diabetes melitus (DM) tidak terkontrol (GDP > 180), komplikasi DM, penyakit ginjal kronik, dan keganasan stadium lanjut.

Inovasi selanjutnya dengan Penguatan Tata Laksana Penyakit. Misalnya, jika jemaah dicurigai mengalami ISPA/bronkitis akut/pneumonia, langkah-langkah berikut harus dilakukan, yakni:

Langsung mendapat terapi antibiotik.

Tanpa komorbid (Antibiotik Tunggal: Amoxicillin 1000 mg, Doxycycline 100 mg, atau Azithromycin 500 mg).

Dengan komorbid (Antibiotik kombinasi: Cefixime 200 dan Azithromycin 500 mg, Amoxiclav 625 mg dan Azithromycin 500 mg, atau Levofloxacin 750 mg).

Simptomatik:

• Mukolitik/ekspektoran: N-Asetisistein, ambroxol, GG atau lainnya

• Antipiretik: Paracetamol 500-1000 mg

• Multivitamin

Selain itu, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah juga berinovasi dengan menerapkan strategi Promosi Kesehatan (Promkes) di sektor, sebagai berikut:

Penempatan tenaga Promosi Kesehatan (Promkes) di sektor untuk mendekatkan pelayanan promosi kesehatan kepada jemaah haji sepanjang hari dan tidak terikat waktu.

Secara aktif selalu berkoordinasi dengan Ketua Sektor, Ketua Kloter dan perangkatnya dalam pemberdayaan KBIH, Ketua Regu (Karu) dan Ketua Rombongan (Karom) dalam edukasi kesehatan kepada jemaah haji.

Memberdayakan semua unsur, dalam hal ini semua perangkat sektor, untuk berperan aktif dalam pelayanan promosi kesehatan kepada jemaah haji.

Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga promosi kesehatan bersama sama dengan Konsultan Ibadah (Konbad) dan Bimbingan Ibadah (Bimbad) di sektor mulai dari penyusunan jadwal dan pelaksanaan visitasi dan edukasi kesehatan pada setiap kloter.

Pemberdayaan Konbad dan Bimbad Daker Makkah dan sektor dalam pelaksanaan promosi kesehatan kepada jemaah haji dan KBIH.

Penerbitan Surat Edaran yang ditandatangani Kasie Kesehatan dan Kepala Daker Makkah

Inovasi selanjutnya adalah pengelolaan data badal dan safari wukuf. Strategi pengelolaan data badal dan safari wukuf untuk jemaah haji sakit pada penyelenggaraan haji tahun 2024 mengusung konsep “data badal dan safari wukuf awal”. Data badal dan safari wukuf awal pada 8 Dzulhijjah menjadi patokan untuk pelaksanaan badal dan safari wukuf. Hal ini sangat efektif untuk mengurangi risiko jemaah haji tidak dibadalkan atau tidak disafariwukufkan.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email [email protected] (sev).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

Previous Article
Hari Anak Nasional 2024, Masyarakat Harus Pahami Karakteristik TBC
Next Article
Kerja Sama Indonesia-Jerman untuk Memperkuat Penanggulangan TBC dan Malaria di Indonesia

MINISTRY OF HEALTH RELEASE


KALENDER KEGIATAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950
Indonesia

Ikuti Kami:

© 2024