Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Menkes Budi Dorong Ekosistem Radiofarmaka untuk Tingkatkan Layanan Penyakit Kanker

449

Jakarta, 15 Oktober 2024

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengajak sektor swasta untuk membangun ekosistem radiofarmaka demi meningkatkan layanan pengobatan penyakit kanker. Hal tersebut disampaikan saat peresmian pabrik radioisotop PT Global Onkolab Farma di Jakarta, Selasa (15/10).

“Radioterapi adalah sebuah ekosistem. Kita memerlukan PET Scan, SPECT CT, LINAC, dan Brachytherapy, ada radiofarmaka-nya, ada siklotron-nya, ada transportasinya. Tolong bantu kami untuk mewujudkan ekosistem ini secepat mungkin,” ajak Menkes Budi.

Ekosistem radiofarmaka dapat terwujud melalui kerja sama antara pembuat regulasi, pemberi layanan kesehatan, organisasi profesi, civitas akademik, dan pembuat mesin PET Scan, yakni alat yang digunakan untuk mendeteksi penyebaran kanker.

Radiofarmaka merupakan isotop radioaktif (radioisotop) dalam bentuk sediaan farmaka yang digunakan untuk aplikasi medis. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi medis, radiofarmaka banyak diaplikasikan dalam bidang kedokteran nuklir untuk diagnostik atau terapi penyakit, khususnya kanker.

Menkes Budi menyesalkan bahwa sebelumnya hanya terdapat tiga lokasi yang menyediakan layanan PET Scan menggunakan radiofarmaka. Padahal, alat tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk pencegahan dan pengobatan kanker. Akibatnya, waktu tunggu pelayanan semakin lama, dan banyak pasien di Indonesia yang akhirnya berobat ke luar negeri.

PET Scan bukanlah inovasi baru dalam dunia kesehatan. Negara tetangga seperti Singapura memiliki 17 rumah sakit dan Malaysia memiliki 20 rumah sakit yang menyediakan layanan PET Scan.

“Sekarang kita mau tambah sekitar 18 unit PET Scan lagi, dan itu akan ada di 16 provinsi di seluruh pulau besar di Indonesia,” ungkap Menkes Budi.

Menkes Budi juga mendorong pemanfaatan radiofarmaka tidak hanya sebatas diagnostik, tetapi juga untuk pengembangan teranostik pada masa mendatang.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Taruna Ikrar merasa belum cukup puas dengan berbagai alternatif untuk penyembuhan kanker, seperti hormon terapi, kemoterapi, imunoterapi, hingga operasi (surgery). Taruna menaruh harapan besar terhadap pemanfaatan radiofarmaka.

“Kita berharap bisa diantisipasi lewat radioterapi dan radioisotop, yang punya karakteristik lebih spesifik terhadap penyakit kanker yang susah diobati,” kata Taruna.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].

Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

Previous Article
Kemenkes RI Luncurkan One Stop Solution Uji Klinis, Indonesia Clinical Research Center (INA-CRC)
Next Article
Kerja Sama Indonesia-Jerman untuk Memperkuat Penanggulangan TBC dan Malaria di Indonesia

MINISTRY OF HEALTH RELEASE


KALENDER KEGIATAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950
Indonesia

Ikuti Kami:

© 2024