Jakarta, 7 April 2021
Siklon Tropis Seroja yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak 2 April lalu sebabkan terjadinya bencana alam. Akibatnya vaksinas COVID-19 terpaksa ditunda.
“Jadi banyak yang terkena dampak di Nusa Tenggara Timur. Prioritas kita adalah sekarang penanggulangan bencana dulu jadi otomatis vaksinasinya kita tunda, kita fokus ke penanggulangan bencana supaya segera rekan-rekan kita yang terkena dampak baik itu wafat ataupun luka bisa segera ditangani,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Forum Indonesia Bangkit, Selasa (6/4).
Siklon Tropis Seroja ini adalah kejadian iklim yang terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Biasanya daerah yang terkena Siklon Tropis Seroja merupakan daerah-daerah subtropis seperti Australia atau Philipina.
Berdasarkan laporan yang diterima Menkes Budi Gunadi Sadikin dari Ketua BMKG, suhu laut di NTT memang sedang naik yang biasanya 26 sampai 27 derajat celsius, sekarang sudah 30 derajat celsius.
Kementerian Kesehatan sudah membuat sekitar 10 pos kesehatan dan tim kesehatan sudah didatangkan ke lokasi bencana, terutama anestesi dan ortopedi karena banyak warga mengalami patah tulang kemudian perlu segera dioperasi.
Di samping tertundanya vaksinasi COVID-19 di NTT, masih ada vaksinasi di pulau-pulau terluar Indonesia yang harus dilaksanakan. Namun Budi mengaku optimis karena Kemenkes telah membangun 10 ribu Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di pulau-pulau terluar Indonesai seperti Pulau Ile Boleng, Pulau Wai Marang, Baniona, Waiwadan.
“Itu adalah 4 Puskesmas yang ada di pulau-pulau terpencil di Nusa Tenggara Timur yang bisa menjadi sentra vaksinasi dan sudah memiliki logistik vaksinasi. Kita bersyukur kita sudah punya lebih dari 10 Puskesmas dan rutin melakukan vaksinasi. Jadi dari segi infrastruktur tidak terlalu khawatir,” ucap Budi.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM