Jakarta, 21 Juni 2023
Kementerian Kesehatan berupaya merevitalisasi program promotif dan preventif di layanan primer. Upaya ini diyakini mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum sesuai dengan tujuan transformasi sistem kesehatan pada pilar pertama.
Pada acara Webinar Series Seri 1 hari ini yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Launching Nasional Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer mengangkat topik People Centered Primary Health Care, Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono menyatakan transformasi sistem kesehatan yang saat ini diusung Kementerian Kesehatan menempatkan reformasi layanan primer menjadi pilar pertama dari 6 pilar dengan tiga fokus utama.
“Pertama, siklus hidup sebagai fokus pelayanan kesehatan sekaligus sebagai fokus penguatan promosi. Kedua dengan integrasi jejaring pelayanan kesehatan primer hingga tingkat desa/kelurahan dan dusun termasuk untuk memperkuat promosi dan pencegahan serta resiliensi terhadap pandemi, dan yang ketiga memperkuat pemantauan wilayah setempat (PWS).” jelas Wamenkes Prof Dante.
Penguatan kesehatan primer terhadap ketiga faktor tersebut diharapkan dapat menjadi pelayanan kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, dan memberikan pelayanan yang lebih komprehensif didukung dengan koordinasi kolaborasi yang kuat dari berbagai stakeholder serta berkesinambungan, lanjut Prof Dante.
Kendati upaya kesehatan saat ini sudah membuahkan hasil, namun masih dibutuhkan upaya perbaikan untuk percepatan dalam memastikan indikator kesehatan terpenuhi. Prof Dante mencontohkan pada kelompok Ibu dan Anak, terjadi penurunan Angka Kematian Ibu yang cukup signifikan dari 305 per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2015 berdasarkan data SUPAS menjadi 189 per 100.000 Kelahiran Hidup berdasarkan data Sensus Penduduk 2020. Demikian juga untuk Angka Kematian Bayi pun mengalami penurunan dari dari 24 per 1000 berdasarkan data SDKI 2017 menjadi 16,85 per 1000 kelahiran hidup sesuai data Sensus Penduduk 2020. Selain itu berdasarkan SSGI tahun 2022, prevalensi balita stunting menurun dari 24,4% menjadi sebesar 21,6%
Indikator lainnya masih mengalami peningkatan seperti wasting meningkat menjadi 7,7%. Selain itu, pada kelompok usia produktif dan lansia, masih tingginya prevalensi penyakit tidak menular, seperti penyakit hipertensi sebesar 34% dan diabetes mellitus mencapai 11%. Selain itu terdapat 4 penyakit dengan pembiayaan terbesar yaitu penyakit kardiovaskular, kanker, stroke dan penyakit ginjal. Penyakit-penyakit ini juga menjadi beban pembiayaan kesehatan tertinggi di Indonesia.
Director For health System Development WHO SEARO, Mr Manoj Jhalani mengapresiasi upaya Indonesia dalam menjalankan transformasi pelayanan kesehatan primer dan sejalan dengan strategi Pelayanan Kesehatan pada level Asia Tenggara.
“Transformasi yang luar biasa saat ini sedang terjadi di seluruh negara di wilayah kita. Transformasi sangat jelas terlihat hari ini dari fokus beberapa kondisi penyakit terpilih diintegrasikan dengan seluruh siklus hidup di semua tingkat perawatan. Transformasi ini diperlukan mengingat tantangan kesehatan yang terus berkembang pada masyarakat di wilayah kita” ujarnya
Puskesmas Jereweh yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat NTB, merupakan salah satu puskesmas yang sudah menjalankan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer dengan pendekatan siklus hidup. Kepala Puskesmas, Irwan Setia menyampaikan integrasi layanan dilakukan berjenjang mulai di tingkat puskesmas, pustu, hingga posyandu keluarga.
“Mulai dari sosialisasi kepada semua koordinator program terkait perubahan layanan, dari pendekatan program menjadi Gerakan Bersama berdasarkan siklus hidup, Koordinator masing masing program yang ada di Puskesmas melakukan koordinasi dengan petugas Pustu selaku penanggung jawab pelayanan kesehatan di level desa, terkait data sasaran,hasil capaian kegiatan dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di masyarakat, hingga pembinaan kader” jelasnya
Ada 2 Puskesmas Pembantu (Pustu) yang menjadi percontohan dalam pendekatan siklus hidup, yaitu Desa Beru dan Desa Goa. Pelayanan pasien pada kedua Pustu dilakukan sesuai dengan klaster siklus hidup. Hasil pemeriksaan langsung dilakukan penginputan melalui aplikasi E-kohort yang terintegrasi dengan sistem di Puskesmas.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid