Madinah, 18 Juli 2024
Fokus kegiatan haji sudah beralih ke Madinah, Arab Saudi, seiring kedatangan jemaah haji gelombang kedua ke kota suci tersebut sejak 13 Juli 2024. Para jemaah haji berada di Madinah sambil menanti jadwal kepulangan ke tanah air.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. Indro Moerwoko mengingatkan jemaah haji untuk tetap menjaga kesehatan meskipun puncak haji telah terlewati. Jemaah diimbau untuk tetap menggunakan APD saat beraktivitas di luar pemondokan karena cuaca Madinah yang cenderung panas.
Indro juga mengingatkan agar jemaah menjaga kondisi kesehatan serta mencegah kelelahan dengan tidak memaksakan diri mengikuti city tour, ziarah, dan sholat arbain karena bukan rukun dan wajib haji. “Jangan habiskan seluruh energi untuk aktivitas yang diinginkan, sementara secara fisik tidak memadai sehingga berakibat sakit dan terhambat kepulangannya,” tutur dr. Indro.
Menurut Kasi Kesehatan Daerah Kerja Madinah dr. Karmijono, hingga 17 Juli 2024, tidak ada penyakit dominan yang menyerang pasien di KKHI Madinah. Mayoritas pasien adalah pasien yang evakuasi dari KKHI Makkah setelah selesai dirawat di rumah sakit Arab Saudi.
Pasien-pasien ini kemudian transit di KKHI Madinah dan dikembalikan ke kloter masing-masing. Jika kloternya masih berada di Madinah, mereka akan langsung dipulangkan. Namun, jika pasien sudah tertinggal oleh kloternya, mereka akan ditanazulkan dengan dipindahkan ke kloter lain, dengan mempertimbangkan tujuan penerbangan, dan ketersediaan kursi di pesawat.
Karmijono menjelaskan, KKHI Madinah membuat kebijakan untuk segera merujuk jemaah yang mengeluhkan sakit kepala, sesak napas, nyeri dada, nyeri ulu hati, nyeri perut, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur atau ada gangguan tidur seperti bisa tidur tapi tidak nyenyak ke rumah sakit Arab Saudi. Kebijakan ini dilakukan sebagai antisipasi jemaah berada di puncak kelelahan sehingga ia tidak dapat merasakan munculnya gejala khas suatu penyakit atau tubuhnya tidak dapat mengidentifikasi kegawatan.
“Jumlah yang dirawat di KKHI Madinah hingga 17 Juli 2024 adalah wanita 7 orang, pria 15 orang, isolasi 2 orang (TB), psikiatri 2 orang, HCU 4 orang. Total 30 orang,” ujar dr. Karmijono.
Karmijono mengungkapkan, terdapat 5 klinik sektor yang tersebar di sektor 1 sampai sektor 5 di Daerah Kerja Madinah. Klinik sektor ini baru ada menjelang akhir jemaah haji gelombang pertama dan diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi jemaah haji gelombang kedua karena waktunya lebih panjang dan jumlah kloternya lebih banyak. Klinik sektor ini dilayani oleh tenaga dokter dan perawat dari TEMS dan TKHK.
Di Madinah, tidak ada pos satelit, dan hanya klinik sektor. Kebijakan melibatkan TKHK atau tidak tergantung pada PJ klinik sektor. Jika TKHK tidak dilibatkan, mereka melakukan deteksi dini di kloter masing-masing dan merujuk jemaah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut ke klinik sektor.
Fasilitas yang tersedia di klinik sektor meliputi EKG dan oksigen. Keunggulan lain dari klinik sektor di Madinah adalah dapat memanggil ambulans untuk merujuk pasien ke RS Saudi German jika diperlukan.
Kegiatan Poli Risti di KKHI Madinah tetap buka. Saat ini, Poli Risti di KKHI Madinah melayani 40 pasien per hari, meningkat dari 20 pasien per hari di awal pembukaannya. Poli Risti ini untuk menjaring jemaah yang potensial untuk ditanazulkan.
Ada beberapa jemaah meminta pulang karena sakit, dan ada pula jemaah yang dievakuasi dari Makkah dan menolak turun dari kursi rodanya. Ketika diminta untuk beristirahat di IGD sambil menunggu pemberangkatan ke bandara, jemaah ini menolak dengan alasan takut tidak jadi dipulangkan karena ketiduran.
“Sehebat apapun kita deteksi dini, kemampuan mata kita terbatas. Ketika jemaah menyembunyikan keluhannya, kita tidak bisa mengintervensi,” tutur dr. Karmi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id (sev).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
Siti Nadia Tarmizi, M.Epid