Jakarta, 27 Maret 2023
Kementerian Kesehatan memperkenalkan jenis antigen baru yang ditambahkan dalam program imunisasi nasional yang saat ini sedang dilaksanakan oleh pemerintah.
Keempat jenis vaksin tersebut adalah vaksin Pneumokokus Konyugasi (PCV) untuk mencegah pneumonia (radang paru), vaksin Human Papiloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker leher rahim, vaksin Rotavirus (RV) untuk mencegah diare berat, dan vaksin Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) dosis kedua untuk memperkuat perlindungan dari polio.
Direktur Pengelolaan Imunisasi, dr. Prima Yosephine, MKM dalam temu media peringatan Pekan Imunisasi Dunia tahun 2023 secara daring pada Senin (27/3) menyebut bahwa pengenalan beberapa antigen baru ini yaitu PCV dan HPV dilakukan secara bertahap.
Ia merinci, imunisasi PCV yang telah diberikan sejak tahun 2016 hingga 2021, mencakup seluruh kabupaten/kota di Bangka Belitung dan NTB serta beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat dan Jawa Timur, kemudian di tahun 2022 cakupannya diperluas secara nasional. Imunisasi PCV diberikan sebanyak dua kali saat berusia 0-11 bulan dan sebanyak satu kali saat anak usia 12-24 bulan.
Imunisasi HPV, juga sudah diberikan kepada siswi sekolah dasar kelas 5 dan 6 sejak tahun 2016 mencakup 20 kabupaten/kota di DKI Jakarta, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Di tahun 2022 diperluas ke 112 kabupaten/kota di Jateng, Jatim, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara. Kemudian di tahun 2023, imunisasi HPV akan diperluas sebagai program nasional.
“Karena vaksin ini diberikan pada anak usia sekolah, maka pelaksanaanya akan melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), jadi pada BIAS 2023 ini imunisasi HPV akan diberikan kepada semua kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia,” katanya.
Selanjutnya imunisasi RV, berfungsi untuk mencegah diare parah pada anak. Guna memberikan perlindungan yang tinggi dan merata, pemberiannya direkomendasikan sebanyak 3 kali yakni saat bayi berusia 2, 3 dan 4 bulan. Vaksinasi RV diberikan melalui tetes mulut, bukan dengan suntikan.
Di Indonesia, imunisasi RV sudah diberikan sejak tahun 2022, mencakup 21 kabupaten/kota di Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Di tahun 2023 akan diperluas ke seluruh daerah di Indonesia.
Imunisasi IPV dosis kedua mulai diberikan sejak tahun 2022 di 3 Provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Rencananya di tahun 2023, diperluas secara nasional.
Selain keempat jenis vaksin tersebut, Kementerian Kesehatan juga memperkenalkan imunisasi Japanese Encephalitis (JE) yang bermanfaat untuk mencegah radang otak, di Kalimantan Barat dan di tahun 2024 di D.I Yogyakarta.
Imunisasi JE, pertama kali diberikan di provinsi Bali pada tahun 2018. Berbeda dengan keempat jenis imunisasi lain yang masuk dalam program imunisasi nasional, imunisasi JE hanya akan diberikan kepada daerah-daerah yang secara epidemiologi endemis JE.
“Jenis-jenis vaksin baru ini telah kami masukkan ke dalam program imunisasi nasional dan di tahun ini semuanya akan kita lakukan di semua daerah kecuali JE,” terangnya
dr. Prima menjelaskan, pengenalan antigen baru merupakan wujud komitmen pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada semua warga negara khususnya pada bayi dan anak dari penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang berakibat pada kecacatan dan kematian.
Sebagaimana yang diamanatkan UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa setiap anak berhak memperoleh imunisasi sesuai dengan ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi.
dr. Prima pun berharap, upaya ini mendapatkan dukungan yang luas dari seluruh masyarakat utamanya dari orang tua agar memberikan buah hatinya imunisasi rutin lengkap sesuai ketentuan. Dengan begitu, cakupan imunisasi rutin lengkap bisa semakin meningkat dan merata, sehingga tujuan imunisasi yakni terbentuknya kekebalan individu, kekebalan kelompok dan kekebalan lintas kelompok dapat tercapai.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Prof. Hinky Hindra Irawan Satari mengapresiasi langkah Kementerian Kesehatan yang menambahkan 5 jenis vaksin dalam program imunisasi nasional. Penambahan ini, lanjutnya akan melengkapi sekaligus meningkatkan efektivitas vaksin yang telah diberikan sebelumnya.
“Antigen yang lama sebenarnya sudah mantap, karena telah berhasil mengeliminasi Polio di tahun 2016. Pengenalan antigen baru ini sangat bagus untuk melengkapi dan memperkuat kekebalan anak,” katanya.
Pekan Imunisasi Dunia diperingati pada minggu keempat bulan April setiap tahunnya. Pada peringatan kali ini, PID mengangkat tema “Ayo lindungi diri, keluarga dan masyarakat dengan imunisasi lengkap”
Tahun ini peringatan PID merupakan momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian imunisasi rutin lengkap guna melindungi anak-anak dari PD3I sekaligus meningkatkan cakupan imunisasi nasional, khususnya bagi anak indonesia sekaligus untuk
Untuk itu, anak-anak didorong untuk bisa mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai dengan ketentuannya di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email [email protected] (MF)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid