Bali, 27 Oktober 2022
Pertemuan kedua Menteri Kesehatan (2nd HMM) negara anggota G20 digelar sejak 26-28 Oktober 2022 di Bali. Pertemuan tersebut menghasilkan 5 deliverables sebagai upaya pencegahan, persiapan, dan respons menghadapi pandemi berikutnya.
Peserta pertemuan sejumlah 190 orang merupakan delegasi dari negara anggota G20 dan negara maju lainnya seperti Singapura, Uni emirates Arab, Swiss, Belanda, dan perwakilan dari beberapa negara mewakili regional seperti ASEAN, Pacific Island Forum, African Union, Caribbean Community, dan NEPAD.
Diundang juga organisasi internasional terkait seperti WHO, World Bank, GAVI, CEPI, Global Fund, OECD dan lainnya untuk memberikan masukan atau pengayaan terhadap isu prioritas G20 di bidang Kesehatan.
5 deliverables tersebut antara lain ;
Pertama, Penguatan dukungan atas pendirian Pendirian Financial Intermediary Fund (FIF) atau ‘Dana Perantara Keuangan’. Pada 1 Juli 2022, Dewan Direksi Bank Dunia (World Bank) menyetujui pembentukan FIF dan telah resmi beroperasi sejak pertemuan 1st FIF Governing Board, 8-9 September 2022.
“Pembentukan FIF adalah salah satu terobosan bersejarah Presidensi G20 Indonesia bidang kesehatan. FIF akan bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas global untuk pencegahan, persiapan dan respons terhadap pandemi di masa yang akan datang,” ujar Menkes Budi pada konferensi pers the 2nd HMM di Bali, Kamis (27/10).
Sebagai contoh dana ini dapat digunakan untuk riset dan produksi vaksin dan obat serta perlengkapan kesehatan.
Kedua, adanya arahan terhadap struktur mobilisasi sumber daya esensial kesehatan.
Ketiga, Penguatan surveillance, termasuk genomic surveillance, serta memberikan arahan untuk platform kerja sama berbagi data patogen untuk kesiapsiagaan dan penanganan pendemik yang lebih baik.
Keempat, penguatan dukungan adanya platform bersama dalam menghubungkan berbagai sistem digital sertifikasi dokumen kesehatan, termasuk vaksin dan hasil diagnostik guna memfasilitasi pergerakan orang dan barang.
Hal ini diharapkan dapat mendorong pulihnya situasi ekonomi dan sosial di berbagai sektor.
Kelima, memperluas pusat penelitian dan manufaktur global. Perluasan ini diharapkan dapat membuat negara-negara khususnya negara low middle income memilki akses yang lebih baik terhadap vaksinasi, pengobatan, dan diagnostik.
Dari pertemuan kedua HMM ini, diharapkan menghasilkan keberhasilan Indonesia dan negara G20 di bidang kesehatan dalam hal penguatan arsitektur kesehatan untuk penguatan kesiapsiagaan serta respons pandemi yang lebih baik.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid