Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Memperkuat Arsitektur Kesehatan Global, Agenda Utama Sektor Kesehatan Presidensi G20

Jakarta, 17 Desember 2021

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan terdapat satu agenda utama dan tiga sub agenda sektor kesehatan pada Presidensi G20 Indonesia.

Agenda utamanya adalah memperkuat Arsitektur Kesehatan Global (Restructuring the Global Health Architecture). Sementara tiga sub agenda terdiri dari pertama, building global health system resilience (membangun ketahanan sistem kesehatan global). Kedua, harmonizing global health protocol standards (menyelaraskan standar protokol kesehatan global) dan ketiga expending global manufacturing and knowledge hubs for Pandemic prevention, preparedness, and response (mengembangkan pusat manufaktur dan pengetahuan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi).

“Pandemi menyadarkan bahwa arsitektur kesehatan global perlu diperkuat. Agenda utama dan tiga sub agenda ini kesehatan ini telah kami sampaikan ke Presiden. Presiden ingin substansinya harus tajam, konkret, tidak hanya berupa dokumentasi, tetapi harus merupakan sebuah keputusan yang bisa ditindaklanjuti yang hasil dan targetnya jelas,”ujar Menkes dalam Webinar Nasional Peluncuran Science20 dalam Presidensi G20 Indonesia 2022, Kamis (16/12/2021).

Untuk sub agenda pertama yaitu membangun ketahanan sistem kesehatan global, saat ini Indonesia dibantu tim World Bank dan tim dari World Health Organization (WHO) untuk menyusun dan membangun mekanisme Global Health Fund. Selain itu, Indonesia perlu bekerja sama dengan negara maju termasuk perusahaan internasional berskala besar untuk akses pendanaan untuk vaksin, obat-obatan dan lainnya saat terjadi krisis kesehatan.

Sedangkan sub agenda kedua yaitu, menyelaraskan standar protokol kesehatan global bertujuan agar terdapat standar yang sama tentang peraturan terkait PCR, karantina, dan lainnya yang selama ini berbeda-beda di tiap negara. Menkes mengatakan Indonesia mendorong agar sistem tersebut diubah seperti di imigrasi sebagai standar dunia. Menkes Budi mengatakan mau pergi ke negara manapun, semua data yang dibutuhkan ada, seperti layaknya paspor di dunia imigrasi.

“Indonesia sudah mengintegrasikan PeduliLindungi dengan aplikasi Tawakkalna yang ada di Arab Saudi. Juga sedang berjalan dengan ASEAN Communities juga dengan European dan diharapkan pada Leader Meeting sudah selesai,” kata Menkes Budi.

Sementara, sub agenda ketiga yaitu mengembangkan pusat manufaktur dan pengetahuan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi, idealnya terdapat di berbagai negara bukan hanya di negara-negara yang pendapatannya tinggi saja. Artinya harus adalah proses meredistribusikan knowledge atau kompetensi.

“Harus ada transfer pendidikan dari universitas maupun institusi dari negara maju ke negara berkembang agar membangun Global Network of Knowledge,” kata Menkes Budi.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (NI)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

drg. Widyawati, MKM