Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Kemenkes Hebat, Indonesia Sehat

Penimbangan Bulanan Anak Cegah Stunting jadi Gerakan Nasional

Jakarta, 28 Februari 2023

Pemerintah canangkan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi menjadi gerakan bersama. Gerakan tersebut bertujuan untuk mempercepat penurunan stunting di Indonesia.

Gerakan itu telah resmi dicanangkan oleh Menko PMK Prof. Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, pada Selasa (28/2) di gedung Kemenko PMK Jakarta.

Kegiatan yang dilakukan antara lain pengukuran lingkar kepala, berat dan tinggi badan bayi, pemberian imunisasi, pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin A bagi balita dan penyuluhan kesehatan oleh para kader Posyandu.

Gerakan tersebut melibatkan 300 ribu Posyandu yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah balita yang ditimbang sekitar 14 juta.

Gerakan ini digelar untuk mendeteksi gejala stunting terhadap Balita di Indonesia. Harapannya, stunting dapat dicegah sedini mungkin dan diintervensi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penanganan stunting ini menjadi prioritas utama di Kementerian Kesehatan. Hal yang perlu diperbaiki adalah waktu penimbangan anak, sebelumnya diukur 5 tahun sekali harus diubah menjadi 1 bulan sekali.

“Terkait penanganan stunting kami bertanggung jawab di intervensi spesifik sebesar 30%. Sisanya 70% intervensi sensitif di bawah koordinasi BKKBN,” ujar Menkes Budi pada pencanangan tersebut.

Ada sejumlah hal yang penting diperhatikan untuk mencegah anak jadi stunting, pertama pada saat ibu remaja jangan sampai kekurangan darah. Karena itu Kemenkes memprogramkan pemberian tablet tambah darah dan diminum oleh remaja putri di sekolah.

Kedua adalah pada saat ibu hamil, intervensi yang dilakukan adalah pemeriksaan kandungan dengan USG.
Kemenkes sedang berproses melengkapi semua Puskesmas dengan USG untuk mempermudah ibu hamil.

Intervensi gizi diberikan melalui makanan dengan protein hewani, karena protein hewani dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan otak anak. Protein hewani bisa dari telur, ikan, ayam, dan daging sapi.

Ketiga adalah intervensi pada anak setelah lahir. Menkes Budi menekankan jangan sampai anak stunting.

“Ketika bayi sudah lahir ini harus dijaga gizinya yaitu dengan ditimbang berat badannya harus sebulan sekali. Saya tekankan yang penting jangan nunggu stunting,” ucap Menkes.

Menko PMK Prof. Muhadjir Effendy menjelaskan gerakan timbangan bulanan nasional merupakan implementasi dari arahan presiden terkait dengan pembangunan manusia Indonesia.

“Gerakan timbangan bulanan ini penting dilakukan untuk mendapatkan feedback secepatnya pada anak stunting. Stunting ini sebenarnya bagian dari visi presiden dalam pembangunan nasional,” katanya.

Dari sisi pemerintahan, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan isu stunting harus dinaikkan terlebih dahulu kemudian bisa dianggarkan. Kalau sudah dianggarkan maka program stunting harus dijalankan.

Namun tantangannya, ke depan akan menghadapi tahun politik. Tito menjelaskan tahun politik bisa dimanfaatkan sebagai upaya percepatan penurunan stunting.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menambahkan ada 5 pilar transformasi dalam upaya pembangunan manusia, antara lain pilar pertama adalah komitmen, pilar kedua adalah pencegahan stunting melalui edukasi, pilar ketiga harus bisa melakukan konvergensi, pilar keempat menyediakan pangan yang baik, dan pilar kelima melakukan inovasi terobosan dan data yang baik.

“Gerakan penimbangan bulanan menjawab tantangan percepatan penurunan stunting. Inilah pilar yang kami tegakkan dan kami terima kasih kepada seluruh kementerian/ lembaga yang mendukung,” tambah Hasto.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid