Bali, 13 November 2022
Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyelenggarakan 2nd G20 Joint Finance and Health Ministers’ Meeting (JFHMM) di bawah Kepresidenan G20 Indonesia, secara hybrid. Pertemuan dipimpin oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh negara anggota G20, undangan, dan organisasi internasional. JFHMM ke-2 diselenggarakan dalam rangka untuk berdiskusi dan meminta update tentang beberapa kemajuan yang telah dicapai oleh Joint Finance and Health Task Force (JFHTF) terkait: i) Perkembangan dari pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) atau Pandemic Fund untuk Kesiapsiagaan, Pencegahan, dan Penanggulangan Pandemi (PPR); dan ii) Koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan untuk PPR pandemi. Pertemuan hari ini juga sebagai tindak lanjut pertemuan sebelumnya yang telah diselenggarakan di Yogyakarta pada bulan Juni 2022 dan Pertemuan Tahunan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral pada bulan Oktober 2022, di Washington DC.
Penguatan arsitektur kesehatan global merupakan kebutuhan mendesak dalam memastikan sistem kesehatan di tingkat nasional, regional dan global, memiliki kapasitas yang lebih baik dalam mengantisipasi pandemi di masa mendatang. “The world must be ready” untuk pandemi yang bisa datang kapan saja dan menimbulkan ancaman terhadap stabilitas ekonomi dunia. Kegagalan dalam penanganan pandemi dapat mengarah pada terjadinya gangguan stabilitas sosial dan politik, sebagaimana terjadi di sejumlah negara di dunia.
Sejak Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan bertemu pada bulan Juni 2022 dalam JFHMM pertama, Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan G20 telah membuat kemajuan dalam menjalankan mandatnya, termasuk dengan adanya Dana Perantara Keuangan baru untuk PPR Pandemi yang saat ini disebut Pandemic Fund. Gugus Tugas telah menyelesaikan satu tahun operasinya, dimana pertemuan Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan saat ini juga memberikan kesempatan untuk menarik perhatian dunia atas upaya G20 dalam memastikan kesiapan dunia untuk menghadapi pandemi.
Dalam pertemuan ini para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan mendengarkan update mengenai perkembangan termasuk panduan strategi Pandemic Fund oleh para co-chairs Dewan Pengelola Pandemic Fund, Bapak Chatib Basri dari Indonesia dan Bapak Daniel Ngamije, Menteri Kesehatan Rwanda. Dalam hal ini, semua anggota G20 menantikan peluncuran “Call for Proposal” pertama sesegera mungkin.
Gugus Tugas telah berhasil membentuk Dana Pandemi (Pandemic Fund) pada 8 September 2022, dan hingga kini, lebih dari 1,4 miliar USD komitmen finansial telah diumumkan oleh 24 donor negara dan 3 filantropi. Ini adalah awal yang menjanjikan, untuk menyambut lebih banyak pihak berkontribusi pada dana tersebut.
Pandemi COVID-19 telah mendominasi sebagian besar diskusi kebijakan domestik dan internasional selama beberapa tahun terakhir dan menjadi fokus utama Presidensi G20 Indonesia sepanjang tahun 2022.
“Satu tahun setelah mandat yang ditetapkan oleh para pemimpin dunia dalam Deklarasi Roma 2021, hari ini kami memiliki kesempatan untuk membahas pencapaian yang telah kami raih bersama untuk melakukan reformasi arsitektur kesehatan global dan hal lain yang penting untuk kita kerjakan.” ujar Sri Mulyani dalam sambutannya.
“Kami juga membahas cara terbaik untuk meningkatkan pengaturan koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan, termasuk menilai apakah akan memperluas cakupan Gugus Tugas serta tujuan utama untuk tahun 2023,” tambah Menteri Sri Mulyani.
Senada dengan Menteri Keuangan, Menteri Budi Gunadi menyebutkan, “Dana Pandemi juga akan menyediakan pembiayaan untuk kapasitas PPR pandemi dengan mengatasi kesenjangan yang ada, sesuai dengan standar International Health Regulation”. Menteri Budi menambahkan.
“Melalui kerja sama keuangan dan kesehatan G20 hari ini, saya yakin telah memenuhi tujuan untuk membawa kita dari krisis ke arah perdamaian, dari trauma ke kemenangan, dari bencana ke pemulihan, dari penyakit dan kemiskinan ke kesejahteraan dan kemakmuran”.
Pada tahun 2023 Gugus Tugas akan kembali diketuai bersama oleh Indonesia dan Italia yang mewakili perspektif ekonomi negara berkembang dan maju, serta akan terus memanfaatkan keahlian dari Badan Kesehatan Dunia, Bank Dunia, lembaga keuangan internasional dan organisasi terkait lainnya, dengan dukungan dari Kepresidenan G20 India di 2023.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah G20, Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan negara anggota telah bekerja sama di bawah Presidensi G20 Indonesia untuk memajukan Deklarasi Roma Pemimpin G20 terkait kesenjangan pendanaan PPR ini secara konkrit.
Pandemi telah menyadarkan kita semua akan pentingnya kesehatan dan ekonomi, serta saling ketergantungan antara keduanya. Hari ini menandai kemajuan penting dari sinergi yang lebih kuat antara sektor keuangan dan kesehatan, untuk mencegah, mempersiapkan, dan menanggapi pandemi di masa depan. (NI)
***
Narahubung Media:
Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan, 1500567, [email protected]
Rahayu Puspasari, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, [email protected]