Kita telah melaksanakan dua kali riset berskala besar, yakni Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2007 dan 2010. Kali ini, kita akan segera meluncurkan riset berskala nasional yang ketiga, Riskesdas 2013.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, saat menghadiri kegiatan Peluncuran Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta (6/2).
“Di tahun 2013 ini, kita akan melaksanakan lagi Riskesdas skala besar yang memotret masalah dan program kesehatan di tingkat nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengetahui derajat kesehatan dan kinerja program kesehatan”, ujar Menkes.
Menkes menjelaskan, Riskesdas merupakan studi evaluatif terhadap program pembangunan kesehatan dan sekaligus dilaksanakan untuk mendapatkan data dasar guna perencanaan program, termasuk untuk merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019. Jika hasil Riskesdas 2013 dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2007, akan didapatkan informasi mengenai kecenderungan naik turunnya berbagai indikator pembangunan kesehatan di Indonesia.
“Sehingga dapat diketahui kabupaten/kota mana yang berhasil dan mana yang kurang berhasil, berdasarkan peningkatan atau penurunan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)”, kata Menkes.
Menkes menegaskan, hasil survei nasional akan sangat bermakna bila data yang diperoleh akurat, valid dan realiable. Menkes berharap, hasil Rifaskes 2011 dan Riskesdas 2013 dapat digunakan untuk menyusun rencana pembangunan kesehatan agar lebih fokus. Dengan demikian setiap Kabupaten/Kota dapat mengalokasikan anggaran dengan tepat, sesuai dengan prioritas masalah dan memperhatikan cakupan program yang paling tertinggal di daerahnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Dr. dr. Trihono, M.Sc, menyatakan bahwa Riskesdas 2013 merupakan pelaksanaan yang ketiga kalinya, namun yang kedua dalam skala nasional setelah Riskesdas 2007. Menurut dr. Trihono, Riskesdas 2010 difokuskan secara khusus kepada percepatan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Karena itu, tidak semua indikator pada hasil Riskesdas 2010 dan Riskesdas 2007 dapat dibandingkan, hanya indikator-indikator tertentu. Hal ini dikarenakan variabel pada Riskesdas 2010 lebih sedikit, dengan representasi hanya sampai pada tingkat Provinsi.
Usai kegiatan peluncuran, Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, didampingi Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D, dan Kepala Badan Penetilitan dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, Dr. dr. Trihono, M.Sc, memberikan perlengkapan Riskesdas 2013 berupa pin, rompi dan topi secara simbolik kepada dua orang peneliti Badan Litbangkes Kemenkes RI, yaitu Muhammad Syarifudin, Apt, MKM (Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat) dan dr. Asri Werdasari, M.Biomed, (Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan).
Dalam kurun waktu 6-7 tahun belakangan ini, Kemenkes banyak melakukan survei berskala nasional, untuk mengindentifikasi berbagai masalah kesehatan dan pelayanan kesehatan di tanah air. Di samping itu, Kemenkes juga melaksanakan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) pada 2011, serta melaksanakan riset-riset khusus pada 2012, diantaranya: Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja), Riset Kesehatan tentang Pencemaran Lingkungan, dan Riset tentang Keterkaitan Budaya dengan Kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline