Bali, 19 September 2022
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan ujung tombak kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19 ada di level dinas kesehatan. Hal itu menandakan transformasi kesehatan sudah harus dilakukan di level tersebut di semua wilayah di Indonesia.
“Kita sadar bahwa kesehatan itu sangat penting. Setiap orang itu punya kesadaran untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan, itu pasti ujungnya adalah kepada ekonomi. Dengan COVID-19 maka sudah saat yang tepat kita melakukan transformasi kesehatan dan khususnya di Dinas Kesehatan,” ujar Sekjen Kunta dalam kunjungan kerja ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Senin (19/9).
Sekjen melanjutkan pihaknya ingin dinas kesehatan dapat memperbaiki layanan kesehatan masyarakat. Jadi, lanjut Sekjen, antara Kemenkes dan dinas kesehatan bisa berkoordinasi dan mempunyai tujuan yang sama untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, yakni melalui transformasi kesehatan.
Transformasi kesehatan merupakan salah satu amanat dari Presiden Joko Widodo kepada Kementerian Kesehatan setelah sebelumnya melaksanakan tugas menyelesaikan pandemi COVID-19 dan mensukseskan vaksinasi.
Ujung tombak transformasi kesehatan tersebut dilakukan mulai dari Dinkes Provinsi hingga Dinkes Kabupaten/Kota.
Ada 6 pilar transformasi kesehatan yang diusung Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, yakni pilar pertama adalah layanan primer, pilar kedua adalah transformasi layanan rujukan rumah sakit, pilar ketiga transformasi sistem ketahanan kesehatan, pilar keempat transformasi sistem pembiayaan kesehatan, pilar kelima SDM kesehatan, dan pilar keenam adalah transformasi teknologi Kesehatan, ini terkait teknologi informasi dan bioteknologi.
Transformasi Layanan Primer
Saat ini ada sekitar 12 ribuan Puskesmas yang tersebar di semua wilayah Indonesia. Ada sejumlah program yang akan dilakukan di antaranya menata ulang jaringan fasilitas layanan kesehatan untuk mencapai pemerataan layanan kesehatan.
Tak hanya itu, Kemenkes juga akan merevitalisasi Posyandu agar menjadi lebih formal dengan anggaran yang sesuai. Nantinya Posyandu ini bisa diatur oleh Kementerian Dalam Negeri atau Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Posyandu ini akan bertindak secara lebih aktif bukan hanya melayani bayi dan ibu tapi akan melayani seluruh siklus hidup termasuk remaja, dewasa, dan Lansia.
Transformasi Layanan Rujukan
Transformasi ini dimulai dengan tiga penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia yaitu penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Sebagai contoh untuk penyakit jantung, masalahnya tidak semua provinsi memiliki rumah sakit dengan fasilitas untuk pasang ring di jantung. Ditargetkan rumah sakit di seluruh provinsi pada 2024, harus bisa melayani penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Ketahanan Kesehatan
Kemenkes memastikan vaksin, diagnostik, dan terapeutik semuanya ada di Indonesia. Minimal 50% itu diproduksi di dalam negeri.
Pembiayaan Kesehatan
Yang akan dilakukan terkait transformasi pembiayaan kesehatan adalah melakukan transparansi dan perhitungan yang benar. Hal itu untuk menghindari terjadinya masalah antara penyedia jasa dan yang membayar jasa.
SDM Kesehatan
Jumlah dokter standarnya satu per 1000 penduduk. Kebutuhan di Indonesia masih belum terpenuhi ditambah lagi dengan distribusi yang belum merata.
Pemerataan SDM Kesehatan yang berkualitas diperlukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui academic health system.
Academic health system merupakan sebuah model kebijakan yang mengakomodir potensi masing-masing institusi ke dalam satu rangkaian visi yang berbasis pada kebutuhan masyarakat. Konsep ini merupakan integrasi pendidikan kedokteran bergelar, dengan program pendidikan profesional kesehatan lainnya yang memiliki rumah sakit pendidikan atau berafiliasi dengan rumah sakit pendidikan, sistem kesehatan, dan organisasi pelayanan kesehatan.
Melalui academic health system diharapkan dapat menghitung jumlah dan jenis lulusan SDM Kesehatan dan memenuhi kebutuhan wilayah; Mendefinisikan profil dan value SDM Kesehatan yang diperlukan di wilayah tersebut; serta menentukan pola distribusi SDM Kesehatan yang sustainable mulai dari layanan primer hingga tersier.
Teknologi Kesehatan
Salah satu transformasi teknologi kesehatan yang sedang diupayakan selain aplikasi PeduliLindungi, Kemenkes akan memastikan rekam medis di rumah sakit dicatat dan direkam dengan baik secara digital.
Dengan demikian itu nanti dimasukkan ke databasenya rumah sakit. Sehingga kalau satu pasien pindah rumah sakit maka pasien tidak perlu melakukan rontgen ulang atau tes darah ulang sehingga itu akan jauh lebih efisien
Bioteknologi
Bioteknologi itu bisa dipakai sebagai alat diagnosis yang canggih. Sebelumnya untuk melihat kondisi kesehatan seseorang diambil dari darah, MRI, CT Scan.
Ke depan diagnosisnya menggunakan genom sequencing karena dengan ini bisa dilihat secara benar-benar rinci, yang ada di tubuh kita itu kondisinya seperti apa, kesehatan kita, malah kedepannya bisa jadi seperti apa.
Mesin genome sequencing akan disediakan dan digunakan di rumah sakit rujukan nasional antara lain RS Kanker Dharmais, RS PON untuk stroke, RSCM untuk penyakit metabolik seperti diabetes dan ginjal, RS di Yogyakarta, kemudian RSPI untuk infeksi, dan RS Sanglah untuk _aging_ and _wellness_.
“Saya harapkan dinas kesehatan melaksanakan transformasi ini sehingga masyarakat juga menyadari untuk hidup sehat,” ucap Sekjen Kunta.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid