Kabar tidak benar atau hoax mengenai vaksin Human Papilloma Virus (HPV) yang menyebabkan menopause dini di media sosial, telah meresahkan masyarakat. Kementerian Kesehatan mengklarifikasi hal tersebut dan membantah bahwa Vaksin HPV dapat menyebabkan Menopause dini.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MOH, Dsc, mengatakan Vaksinasi HPV dilakukan gratis dan direncanakan sebagai salah satu vaksin wajib program imunisasi nasional yang dilakukan di 2 kota dengan prevelansi kanker serviks paling tinggi, yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.
Selain itu, dr. Jane menegaskan hingga saat ini belum ada bukti bahwa Vaksin HPV dapat menyebabkan menopause dini. Vaksin HPV telah digunakan selama 14 tahun di puluhan Negara, dan Indonesia sendiri belum menggunakannya.
“Menopause dini itu terjadi bila wanita mengalaminya dibawah umur 40 tahun. Data yang ada di dunia, tidak ada bukti bahwa yang mengalami Menopause dini karena Imunisasi HPV. Harusnya ada bukti dulu kalau bisa menyebabkan Menopause dini”, ujar dr. Jane dalam acara Media Briefing kunjungan Global Alliances for Vaccines and Immunization (GAVI), di gedung Kemenkes, Jakarta, senin (28/11).
Pemberian vaksin HPV telah direncanakan masuk kedalam program imunisasi nasional. Pemberian vaksin HPV kepada siswi perempuan diberikan 2 kali, yaitu pada saat kelas 5 SD untuk dosis pertama dan kelas 6 SD untuk dosis kedua. Program ini dilakukan serempak untuk seluruh siswa SD negeri dan swasta, dan sederajat melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Ditambahkan dr. Jane, berdasarkan data klinis, pemberian vaksin HPV paling efektif di usia 9-13 tahun yaitu di kelas 5 dan 6 SD. Hal ini karena pada usia tersebut anak belum melakukan hubungan seks.
“Vaksin ini diberikan sejak dini, Berdasarkan uji klinis usia 9-13 tahun atau di usia kelas 5-6 SD lebih efektif diberikan vaksin HPV karena mereka belum melakukan hubungan seks. sedangkan bila diatas umur tersebut kurang efektif, karena kemungkinan infeksi sudah masuk duluan” tambah dr. Jane.
Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kasus kanker di Indonesia terjadi sebanyak lebih kurang 330.000 orang dengan kasus terbesar adalah kanker serviks atau kanker leher rahim. Sementara itu, data dari WHO Information Centre on HPV and Cervical Cancer menyatakan bahwa 2 dari 10.000 wanita di Indonesia menderita kanker serviks dan diperkirakan 26 wanita meninggal setiap harinya karena kanker serviks.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.