Jakarta, 5 Desember 2025
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dr. Rizka Andalucia, memastikan bahwa Kementerian Kesehatan terus memperkuat dukungan layanan kesehatan melalui pemenuhan obat-obatan dan perbekalan medis di wilayah terdampak bencana. Laporan ini disampaikan dalam temu media di Gedung Adhyatma Kemenkes, Jumat (5/12).
dr. Rizka menjelaskan bahwa meskipun komunikasi di lapangan sering terputus, koordinasi antara pusat dan tim daerah tetap berjalan efektif untuk menjaga ketersediaan obat-obatan dasar, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Di lokasi pengungsian mulai muncul penyakit umum pasca bencana seperti batuk, pilek, demam, diare, dan penyakit kulit sehingga suplai obat dipastikan aman dan tidak mengalami kekosongan.
“Beberapa wilayah terdampak mengalami kerusakan gudang farmasi yang menyebabkan stok obat dan vaksin rusak atau tidak dapat digunakan. Untuk mempercepat penyaluran, distribusi logistik dipusatkan melalui Medan sehingga pengiriman dapat dilakukan lebih cepat dan tidak terhambat jarak,” jelasnya.
Selain pemenuhan obat dasar, Kemenkes juga memastikan layanan bagi pasien penyakit kronis yang tidak boleh menunda terapi, termasuk pasien hemodialisis. Pasien dari fasilitas terdampak telah dialihkan ke rumah sakit terdekat yang aman, sementara Kemenkes menjamin ketersediaan obat, alat kesehatan, tabung oksigen, dan logistik lainnya.
Kemenkes juga mengirimkan Anti Tetanus Serum (ATS) untuk mencegah infeksi luka akibat seng, paku, atau reruntuhan. Hingga kini, seluruh perbekalan kesehatan dalam kategori obat, alat medis, dan bahan habis pakai masih mencukupi dan dapat terdistribusi dengan baik.
“Pemantauan secara intensif akan dilakukan dalam satu minggu ke depan untuk memastikan kebutuhan kesehatan masyarakat di pengungsian dan fasilitas kesehatan tetap terpenuhi tanpa hambatan,” ujar dr. Rizka.
Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga, dr. Lovely Daisy, menekankan pentingnya perlindungan nutrisi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Ia menegaskan bahwa Kemenkes tidak merekomendasikan penyaluran susu formula secara bebas di lingkungan bencana karena tingginya risiko kesehatan akibat keterbatasan air bersih dan sanitasi.
“Di Aceh, telah diterbitkan surat edaran resmi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi kepada seluruh kabupaten/kota untuk tidak menyalurkan susu formula tanpa prosedur. Jika memang diperlukan dalam kondisi kegawatdaruratan, penyaluran susu formula wajib melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar dapat dinilai kelayakannya dan dipantau penggunaannya,” tegas dr. Lovely.
Untuk memastikan kebutuhan gizi kelompok rentan, tenaga gizi dari Puskesmas telah diturunkan untuk melakukan supervisi dapur umum dan memastikan tersedianya makanan yang sesuai kebutuhan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Kemenkes juga mendistribusikan Makanan Tambahan (PMT) sejak 28 November melalui jalur udara dan darat untuk menjangkau wilayah terisolasi. Sebagian bantuan telah tiba dan distribusi lanjutan terus dilakukan.
Dengan dukungan logistik kesehatan yang terjamin, perlindungan nutrisi kelompok rentan, serta pengaturan distribusi bantuan yang berbasis prosedur, Kementerian Kesehatan memastikan layanan kesehatan di wilayah terdampak bencana tetap berjalan aman, efektif, dan sesuai standar.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI.Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (DJ/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM