Gorontalo, 15 Desember 2025
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa layanan bedah jantung terbuka perdana di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe, Gorontalo, ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan dan dapat berjalan berkelanjutan jika didukung tata kelola rumah sakit yang baik.
Dengan layanan ini, Gorontalo resmi menjadi provinsi ke-30 yang mampu menyelenggarakan bedah jantung terbuka Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sebagai bagian dari pemerataan layanan jantung di Indonesia.
“Layanan bedah jantung terbuka ini di-cover oleh BPJS dan berlaku untuk seluruh masyarakat. Soal rugi atau tidak rugi, itu tergantung tata kelola manajemen rumah sakit. Kalau tata kelolanya baik, secara hitungan BPJS itu cukup,” ujar Menkes.
Menkes menekankan bahwa rumah sakit daerah seharusnya dapat mandiri secara finansial melalui layanan JKN, tanpa terus bergantung pada subsidi pemerintah daerah.
“Rumah sakit itu seharusnya bisa hidup dari BPJS. Kalau tata kelolanya benar, tidak perlu minta-minta ke gubernur atau wali kota. Masalahnya sering kali ada di manajemen, bukan di BPJS-nya,” tegasnya.
Selain bedah jantung terbuka, Menkes juga menyoroti pentingnya pemerataan layanan kateterisasi jantung atau pemasangan ring, yang menjadi tindakan penyelamatan nyawa paling cepat dan efisien.
“Layanan pasang ring itu yang paling sering menyelamatkan nyawa dalam enam jam pertama. Karena itu harus tersedia di semua kabupaten/kota agar pasien BPJS tidak terlambat ditangani,” jelas Menkes.
Saat ini, layanan kateterisasi jantung telah tersedia di 113 kabupaten/kota dan ditargetkan menjangkau 514 kabupaten/kota pada 2027, dengan dukungan alat kesehatan bernilai puluhan miliar rupiah untuk setiap rumah sakit.
Menkes menegaskan, keberlanjutan layanan jantung tidak hanya bergantung pada alat dan pembiayaan, tetapi juga pada ketersediaan tenaga medis.
“Alatnya mahal dan ditanggung negara, tapi tidak ada artinya kalau dokternya tidak dijaga. Saya titip kepada pemerintah daerah agar dokter-dokter spesialis yang bertugas di Gorontalo dirawat dengan baik supaya layanan ini bisa berjalan terus,” pungkasnya.
Keberhasilan Gorontalo diharapkan menjadi contoh penguatan layanan jantung berbasis BPJS Kesehatan yang lebih dekat, cepat, dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI.Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (DJ/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM