Generasi Sehat, Masa Depan Hebat

Generasi Sehat, Masa Depan Hebat

Tak Perlu ke Luar Negeri, RS Surabaya Bisa Lakukan Bedah Jantung Canggih

83

Surabaya, 17 November 2025

Pasien berusia 59 tahun bernama Tin Siong Djing berhasil pulih cepat setelah menjalani bedah jantung minimal invasif atau Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS) di RS Kemenkes Surabaya. Prosedur ini dilakukan tanpa membelah tulang dada, membuat proses pemulihan jauh lebih singkat dibanding operasi jantung konvensional.

Tin Siong Djing sebelumnya sudah mengantre selama setahun di rumah sakit lain dan hampir memutuskan menjalani operasi di luar negeri. Hingga suatu saat, pasien mengalami serangan jantung berulang di September 2025, dan dirawat di RS Kemenkes Surabaya.

Oleh Tim Jantung RS Kemenkes Surabaya, yang terdiri dari dokter jantung dan dokter spesialis bedah jantung, dilakukan rapat terkait tindakan yang harus dilakukan, apakah dilakukan pemasangan ring, atau operasi bedah jantung. Dari hasil diskusi, diputuskan pasien Tin utk dilakukan operasi pintas jantung koroner

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang meninjau langsung perawatan pasien menjelaskan teknik MICS mengubah cara operasi bypass jantung yang dilakukan. Dulu, tulang dada pasien harus dipotong hingga jantung bisa diakses. Namun kini, prosedur dapat dilakukan hanya melalui sayatan kecil di sela iga. 

Prosedur yang diterapkan pada Tin Siong Djing menggunakan teknik off-pump, yaitu operasi dilakukan tanpa menghentikan jantung. 

“Sekarang, dengan teknologi baru, tidak perlu membuka atau membelah dadanya. Tapi cukup bikin sayatan kecil. Alatnya dimasukin. Kemudian operasinya dilakukan,” ujarnya.

Ia menambahkan pendekatan off-pump mengurangi risiko efek samping yang biasa terjadi pada operasi dengan mesin bantu jantung-paru (on-pump). 

“Off-pump itu istilahnya jantung nggak diberhentiin. Efek sampingnya jauh lebih sedikit dibanding on-pump,” tutur Menkes Budi.

Dokter bedah jantung yang menangani, dr. Nata, menjelaskan transisi menuju operasi dengan sayatan kecil sudah menjadi standar baru. 

“Yang kita harapkan itu lukanya lebih kecil, penyembuhannya lebih cepat, dan yang paling penting itu kualitas hidup pasiennya pasti jauh lebih baik,” katanya.

Operasi yang dijalani Tin Siong Djing berlangsung sekitar tiga setengah jam hingga penutupan kulit, dengan durasi pemasangan X-tube hanya 10 jam. Dokter menyebutkan kondisi ini memungkinkan pasien pulang lebih cepat dibanding operasi jantung konvensional yang biasanya membutuhkan perawatan lebih lama.

Tin Siong Djing sendiri mengaku puas dengan pelayanan rumah sakit dan kecepatan proses penyembuhan. Ia mengaku layanan RS Kemenkes Surabaya dan pelayanan yang diberikan tenaga medis dan tenaga kesehatan cepat dan efisien. 

Menkes Budi berpesan kepada pasien menjaga pola hidup untuk mencegah kekambuhan, sekaligus mengajak masyarakat lebih percaya pada kemampuan layanan kesehatan dalam negeri.

“Jangan lupa bilang ke teman-teman tidak usah berobat ke luar negeri, karena di sini sudah bisa melakukan tindakan yang canggih,” ujarnya kepada Tin.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (D2/SK)

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik

Aji Muhawarman, ST, MKM

Previous Article
Pemerintah Perkuat Deteksi Dini Melalui CKG, dan Layanan Perawatan Diabetes di Indonesia

MINISTRY OF HEALTH RELEASE


KALENDER KEGIATAN

Ministry of Health Republic of Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said, Block X-5, Kav. 4–9
South Jakarta 12950
Indonesia

FOLLOW US:

© 2025